banner 728x90
Tak Berkategori  

Soal Sirkuit Warga Minta LMDH Desa Parsanga di Re organisasi, Kades Harus Bersikap


SUMENEP, (Transmadura.com) –
Kehadiran area Sirkuit Trail Adventure kawasan hutan di Desa Parsanga, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, banyak dukungan masyarakat. Pasalnya dihentikannya pembangunan sedikit berpolemik , sebab dinilai tidak ada keterbukaan.

Lokasi pembangunan Sirkuit Trail dan rencana wisata Lingkar Utara itu kehadirannya membuat warga mendukung penuh. Namun hanya saja LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) pembentukannya tidak jelas.

Ketua BPD Desa Parsanga, Rusman Hariyanto mengatakan, jika kehadiran Sirkuit trail berstandart Nasional ini masyarakat sekitar sangat mendukung.

Sebab sangat membantu dalam sektor peningkatan perekonomian, untuk bisa membuat usaha usaha. “adanya itu warga sekitar sangat mendukung, kan bisa buka usaha dengan berjualan. ini sangat prospek jangka panjangnya,” kata Ketua BPD.

Namun, Jelas Wakil Masyarakat Desa ini, yang menjadi permasalahan saat ini tentang kelompok LMDH yang sebelumnya masyarakat sekitar tidak dilakukan secara keterbukaan. Bahkan tidak tau apa LMDH itu.

“Warga tidak tau dan tidak pernah ada koordinasi dengan warga dan desa dibentuk tidak transparan,” ungkapnya.

Sehingga, penolakan itu bukan kehadiran Sirkut nya, akan tetapi karena Kelompok LMDH nya tidak jelas struktur kepengurusannya.

“ini yang menjadi ada penolakan LMDH nya kalau masyarakat sangat mendukung, hanya saja LMDH harus di re organisasi, agar semuanya jelas dan transparan,” harapnya.

Menurutnya, pembentukan itu, jelas Rusman tidak melalui musyawarah dan tiba tiba datang ketuanya untuk meminta tandatangan untuk pengesahan LMDH. “Ini yang menjadi pertanyaan, LMDH saja masyarakat sekitar hutan tidak tau apa dan tujuannya, ini yang perlu di segarkan,” ungkapnya.

Dengan begitu, pihaknya berharap kepada Kepala Desa yang baru, Shalehoddin untuk taktis menyikapi hal ini, untuk segera mengambil langkah agar semuanya cepat terwujud.

“Ini kan menyangkut kesejahteraan masyarakat harus jemput bola untuk mengumpulkan duduk bareng, BPD Saja tidak tau, ayo duduk bareng biar semua cepat tercapai harapan masyarakat. keinginan semua dilakukan secara bersama dan dilibatkan,” ujarnya.

Sehingga, Desa Parsanga akan lebih maju dan menjadi kebanggaan, tidak hanya kepentingan semata tapi tujuan membangun demi kemajuan khususnya Sumenep kedepan lebih baik

“hadirnya sirkuit ini menjadi kebanggaan desa , juga dari sektor ekonomi sangatlah membantu. Kades jangan nunggu bola, tapi jemput bola agar cepat terwujud,” ungkap Hartono.

Sebelumnya, Waka ADM, Perhutani Pamekasan, KPH Madura Timur, Sami Wanto menjelaskan pembangunan yang sudah berjalan saat ini sudah dihentikan, sebab LMDH mengudurkan diri dari kontrak kerjasama dan terusik adanya aduan LSM.

Menurut Sami Wanto, begitu LMDH mengajukan kerjasama dengan perhutani tentang pengelolaan tanah kawasan hutan kontrak kerjasama , tidak ada kecocokan dengan Kepala Desa yang baru dengan pengurus LMDH yang lama.

“kalau tidak ada kecocokan kan cukup re organisasi saja dan pengurusnya diganti, LMDH nya tidak perlu dibubarkan. re organisasi disaksikan pihak perhutani ataupun tidak ada itu tidak jadi masalah,” jelasnya.

Sebab, kaitan dengan keabsahan organisasi khususnya LMDH Desa Parsanga itu, kata Totok tidak karena ada perubahan kepala desa baru atau yang lama. sebab semua sudah dikuatkan dengan SK yang tetapkan oleh kepala desa sebagai pengambil kebijakan di desa.

Namun, Kalau LMDH Sultan ini mau dibubarkan untuk dijadikan satu harus dibubarkan secara resmi juga karena mereka sudah dikuatkan SK.

“Kontrak kerjasama dengan pihak desa itupun tidak masalah yang penting semua bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar hutan,” tutupnya.

Sebelumnya, LMDH Sultan, beberapa waktu yang lalu mengajukan pengelolaan kawasan hutan di Desa Parsanga ke pihak Perhutani Madura, dengan luas lahan 24 hektare, bersama komunitas motor trail di Sumenep ‘ Sehe Sabetane MX ‘.

Pembuatan sirkuit motor trail adventure dengan standarisasi tingkat Nasional pertama kalinya di Pulau Madura ini, dengan luasan lahan sirkuit seluas 7 hektare.

Kehadiran sirkuit trail motor berstandart nasional untuk mencari bibit bibit atlet motor trail dengan lokasi nuansa hutan rimbun di kabupaten ujung timur pulau Madura.

(Asm/red)