SUMENEP, (TransMadura.com) – Akhir akhir ini Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, diguyur hujan cukup tinggi, mengakibatkan puluhan rumah warga terendam air.
Hal ini menjadi fenomena tahunan kota ujung timur pulau madura. Awal januari 2021 ini, rumah warga terendam hingga 50 sentimeter
Salah satu desa terbesar terjadi banjir, yakni Desa Nambakor Kecamatan Saronggi dan Desa Patean Kecamatan Batuan.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (PRKP) dan Cipta Karya Sumenep, Mohammad Jakfar mengatakan, terjadinya banjir itu yang menjadi faktor banyaknya drainase yang rendah. “Kenapa Wilayah kota sering banjir, karena sistem drainase rendah,” katanya
Sebab, dirinya mengaku, Untuk Kota Sumenep yang menjadi persoalan, adalah kecenderungan wilayah kota datar, sehingga akan berpengaruh pada keluarnya air dari kota,” ungkapnya.
Selain itu, kata mantan Asisten Setdakab Sumenep ini, sebab terjadinya banjir, akibat pasang surut air laut wilayah kalianget, sehingga, genangan dan aliran air marengan dari kota menjadi lambat.
“Curah hujan tinggi, yang terakhir itu terjadi ada genangan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, dirinya berjanji akan memaksimalkan pembersihan saluran melalui Satgas-satgas merah, tiap hari rutin secara bergiliran di wilayah kota sebelum turunnya hujan,” jelas dia.
“Membersihkan lumpur, sampah yang ada di saluran-saluran. Karena untuk merenovasi dan membuat saluran anggarannya belum tersedia.
“Salah satu contohnya, seperti di Jalan Trunojoyo merupakan proyek (saluran/drainase) 30 tahun yang lalu yang bawahnya masih dinilai riul,” ujarnya.
Seharusnya, lanjut Jakfar, sekarang ini sudah diganti, karena dimensi saluran itu semakin tahun harus semakin besar. “Tapi karena belum tersedianya anggaran, maka belum,” ucapnya. "Sampah juga menjadi salah satu faktor terjadinya genangan air dan banjir. Jadi itu beberapa penyebab tingginya debit air yang menggenang saat hujan," katanya.
"Makanya perlu pengatasan seperti mencegah sampah menyumbat saluran air, pelebaran drainase atau pembuangan air," ungkapnya.
"Termasuk perlu adanya biopori di setiap rumah di Kota Sumenep agar resapan air bisa kembali optimal," tutupnya.
(Asm/Red)
Wilayah kota Sumenep ini katanya, perlu saluran pembungan air yang lebar. Kalau dimensinya besar, air bisa mengalir dengan baik.