banner 728x90

Ketua Banggar DPR RI Ngisi Kuliah Umum di STKIP PGRI Sumenep


SUMENEP, (TransMadura.com) – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI MH Said Abdullah mengisi kuliah umum dengan tema kebangsaan di Aula lantai III STKIP PGRI Sumenep. Sabtu (29/2/2020).

Kehadiran politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di kampus yang akrab dengan sebutan Tanèyan Lanjhâng dalam rangka memberikan stimulasi paham radikalisme dan intoleransi.

“Ya beginilah, ini adalah era destruksi semua di antara negara di manapun lagi mencari bentrok baru, kita belum tahu equilibrumnya itu sudah sampai dimana,” ujar MH. Said Abdullah.

Radikalisme kata dia, saat ini telah menggerus arus berpikir pemuda, sehingga tindakan mereka cenderung mengarah pada sikap individualistik.

“Titik tengahnya seperti apa sih destruksi yang terjadi selama ini, kecepatan informasi yang sedemikian rupa membuat kita tidak sempat berpikir, karena informasi sekarang sudah setiap detik, untuk itu harus ada kesatuan dan persatuan,” imbuhnya.

Baca Juga :   Komisi I DPRD Sumenep Warning OPD

Lebih lanjut Ketua Bidang Perekonomian DPP PDI Perjuangan ini menjabarkan kesatuan dan persatuan harus dijadikan karakter fundamental dalam membentuk Madura sebagai miniatur dari Indonesia.

“Dalam konteks sebagai warga Madura persatuan dan kegotongroyongan jelas dan pasti berada dalam naungan Ahlussunah Waljama’ah,” terangnya.

Tidak hanya itu kata anggota DPR RI 4 periode ini, laju perkembangan radikalisme dan intoleransi juga harus dibumihanguskan dalam berbagai sektor lewat tindakan konkrit dan keteladanan.

“Dalam konteks millenial kita berbicara Pancasila maka harus ada tindakan keteladanan dari elit bangsa yang konkrit dalam diri kita, baik dalam politik, ekonomi, pembangunan, sosial maupun ketahanan. Karena itu adalah bagian tindakan ideologis dari bangsa ini,” jabarnya.

Baca Juga :   Demang Nur: Pilkada dan Politik di Sumenep Bunyi Bunyian

“Tanpa semua itu, kita akan semakin berat ke depan, mengingat semangat radikalisme dan semangat intoleran semakin gencar disini,” imbuhnya.

Terakhir, pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Muslim Indonesia (MMI) Kabupaten Sumenep tahun 1984 itu berharap agar seluruh pemangku kebijakan bersatu melawan radikalisme dan intoleransi.

“Pesan saya adalah kepada kawan-kawan pemangku kepentingan, khususnya NU dan Muhammadiyah ayo bersama-sama tampil di depan jangan di belakang, kita harus melawan sikap radikalisme dan intoleransi ini,” pesannya.

(Red)