SUMENEP, (TransMadura.com) –
Soal bekas galian drainase dua tahun dibiarkan di Desa Pragaan Laok, Kecamatan Pragaan, Sumenep menjadi atensi warga setempat. Bahkan sampai saat ini tidak tindakan dari pihak desa yang cendrung dugaan kuat pekerjaan proyek tersebut adalah anggaran Dana Desa (DD).
“Sampai saat ini tetap dibiarkan saja Galian saluran air di jalan utama desa menimbun bahu jalan, sudah dua tahun dibiarkan,” kata S warga setempat.
Menurutnya, pekerjaan itu sepatutnya dicurigai, bahwa kalau memang anggaran dana desa dipastikan uang tersebut sudah menjadi Bancakan dan fiktif.
“Kami sebagai warga, akan mengambil tindakan untuk melaporkan itu, ini tidak bisa dibiarkan,” tegasnya.
Sementara, Kepala Desa Pragaan Laok, H Imam Mahdi, terkesan menghindar tiga kali saat media ini mencoba menemui ke rumahnya tidak ada.
Bahkan, beberapa kali dihubungi melalui telepon genggamnya tidak di angkat, melalui pesan WhatsAAP nya hanya di baca.
Aktivis Lembaga Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Bagus Junaidi, menilai kalau pekerjaan Galian Drainase itu memang harus di seriusi, sebab pastinya kalau memakai anggaran dana desa apalagi dua tahun galian itu dibiarkan saja sudah ada kerugian negara.
“Ini harus diusut, kades ini jangan menghindar jelaskan yang sebenarnya, apakah itu pekerjaan dana desa, atau pekerjaan diluar desa, jangan diam saja agar ini tidak menjadi blunder,” ungkapnya.
Pihaknya menegaskan, akan turun lapangan mengkroscek kebenaran pekerjaan galian drainase yang dibiarkan saja, apalagi mengganggu pengguna jalan.
“Ini sudah tidak beres, dan kami akan mengusut pekerjaan itu apakah anggaran dana desa,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, bekas galian drainase di di Desa Pragaan Laok, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, dikeluhkan warga setempat.
Bekas galian Drainase sepanjang kurang lebih 500 meter Itu, dari ke utara jalan yang merupakan akses utama Desa Pragaan Laok – Pragaan Daya tembusan Desa Jaddung, sudah dua musim penghujan dibiarkan saja, membuat jalanan becek sangat menggangu pengendara.
Tokoh Masyarakat Desa Setempat, ML yang merupakan pemuka agama, mengatakan, galian saluran drainase dijalan tersebut sudah 2 tahun lebih dibiarkan menimbun bahu jalan utama yang mengganggu pengendara.
“Ini pekerjaan kok dibiarkan saja sudah dua musim penghujan,” katanya.
Menurutnya, adanya galian itu, ketika musim penghujan sangatlah licin dan membahayakan bagi pengendara. “Sangat berbahaya bagi pengendara yang melintas disitu,” ungkapnya.
Pihaknya merasa aneh dengan mangkraknya galian tersebut. mereka menduga dengan fakta yang ada adalah pekerjaan fiktif.
“Kalau melihat dari pekerjaan itu, kami menduga pekerjaan Anggaran Dana Desa. Tapi kok bisa pekerjaan galian tidak ada tindak lanjut dibiarkan timbunan mengganggu jalan raya,” keluhnya.
Sehingga, dirinya merasa bingung dan menjadi pertanyaan dengan adanya pekerjaan tersebut, bagaimana proses penganggaran masuk pada perencanaan , dan pelaksanaannya.
“Ketika berbicara perencanaan dan pelaksanaannya, apakah itu anggaran dana desa atau program lainnya ini yang saya bingung,” ucapnya.
(Asm/Madi/red)