SUMENEP, (TransMadura.com) – Debat Candidat Pilkada Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang terakhir kali ini, dinilai lebih kaku dari debat sebelumnya. Pasalnya, debat debat yang digelar KPU kabupaten setempat ini, disiarkan chanel TV yang berbeda.
“Dari sisi materi pertanyaan sebenarnya sudah lebih berani dan tegas tapi situasinya malah lebih kaku daripada debat-Debat sebelumnya. Apakah pembawa acaranya cendrung “Formil”,” kata Rausi Samorano.
Namun, lanjut praktisi hukum ini, menilai debat terakhir ini, dari Visi, pemilihan diksi dan pendalaman visi tak jauh berbeda dengan debat-debat sebelumnya.
“Seperti yang disampaikan Cabup nomor 2, apapun pertanyaan dan persoalannya tetap ada infrastruktur jawabannya dan kepulauan “Jualannya” tidak masalah, Ok,” ungkapnya.
Akan tetapi, dari sisi penampilan, Paslon 1 tetap tampil sendirian. “Ini luar biasa, sebab seperti debat-debat sebelumnya Achmad Fauzi walaupum single, masih bisa mengimbangi pasangan paslon 2 yang lengkap hadir 2 orang,” ucapnya.
Sehingga, tentunya pasangan calon 2, menurut Rausi Samorano, harusnya bisa saling mengisi dan menguatkan. Namun Beda dengan AF walaupun sendirian butuh keterampilan olah fikir, Daya konsetrasi, pengetahuan, pengalaman dan ketenangan.
“Malah AF tetap mampu menjawab dan memberikan tanggapan sesuai apa yang di sampaikan panelis, maupun paslon dengan tepat, terarah dan tak keluar konteks, sejak awal debat ke-1 telah mampu diperankan oleh Pak. AF,” ujarnya.
“Seperti biasa AF (Paslon 1) tampil tenang, cool dengan bahasa yang lancar. Namun FJ.(Paslon 2) Juga tetap seperti biasa “Telat Panas”, di awal-awal selalu kelihatan gerogi dan selalu ada jawaban yang sedikit keluar konteks. Tapi masih bisa “ditolerir”,” ucapnya
Jika dicermati dari sejak Debat pertama hingga Debat terakhir, Rausi juga menilai, Paslon 02 selalu dalam pernyataan dan pertanyaan semacam “jualan” kepualaun sebagai Basis logic dan kritiknya. Sejak debat 1 hingga debat ke 3 ini.
“Tapi seperti biasa AF lebih matang secara konsepsional, dan lebih Feasibel. Artinya jawabannya lebih masuk akal dan memungkinkan untuk terlaksana dan dilaksanakan, tak seperti membangun istana diatas awang awang, Indah tapi tak masuk akal.
“Sepertinya beliau sudah siap dan bisa melaksanakan visinya. Sedangkan FJ seperti layaknya tampilan sebelum sebelumnya selalu lebih cendrung Idealistik.
“Tapi coba cermati Paslon 2, dari sejak debat 1 semangat sekali jika sudah berbicara bernuansa mengkritik dan “Menyerang”. Itu bisa dimaklumi, biasa bagi calon penantang dan pendatang baru yang belum teruji,” ujarnya.
Sehingga, debat ketiga kali ini, malah Calon Wakil nomor 02 lebih dominan dari pada sebelumnya. “Mereka sepertinya sudah sadar akan Style komunikasi verbal dan cara pemilihan diksi FJ. Walaupun kadang sering Offside, walau debat itu tetap saja ada sisi yang offside.
“Semisal saat Cawabup paslon 2 bertanya soal Pendidikan Anti Korupsi, langsung “Ditanggapi” sendiri oleh Cabup 2, Pak. FJ. Tapi tak masalah, pak FJ tahu kalau pak AF Tampil sendirian.
“Tetap dengan stylenya, dengan bergaya Striker, alias “menyerang”. Dan seperti biasa selalu ditanggapi ringan dan satai oleh paslon 1.
Namun, satu catatan luar biasa dari sejak awal debat 1, hingga debat 3 terakhir tak ada serangan serangan dan “pelecehan” secara pribadi kepada pribadi semua paslon, ini menunjukkan kedewasaan semua paslon.
“Untuk ini saya salut dan angkat topi bagi beliau-beliau semua. Tapi hal ini tak berlaku bagi para pengikut dan timsesnya. Mereka selalu “Fight” dari semua sisi, hingga urusan pribadi siang dan malam. Dan dia legtika ini asyik sekali untuk diikuti dan dinikmati,” tutupnya.
(Red)