banner 728x90

Keberadaan Unit Pengelolaan Ikan ICS Sumenep Disoal


SUMENEP, (TransMadura.com) – Keberadaan Gudang Beku Terintergrasi (Unit Pengolahan Ikan) atau yang dikenal dengan ICS (Integrated Cold Storage) di Desa Longos Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dipertanyakan.

Pasalnya, Unit Pengolahan Ikan itu merupakan bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan itu mulai banyak dipertanyakan oleh para nelayan dan pengusaha ikan se Kabupaten Sumenep belakangan ini.

banner 728x90

Gudang Beku ini yang telah terkontraktual sewa oleh PT. Perinus (Perikanan Nusantara) Persero dengan Pemkab Sumenep melalui Dinas Perikanan, dimana Perinus merupakan salah satu perusahaan plat merah BUMN sebagai pengelola Jasa Pembekuan, Pendinginan dan Proses Ikan.

Gudang Pembekuan dan pendinginan ikan (tunda pengiriman) ini yang menurut Kadis Perikanan Rusdi (tanggal. 28 Oktober 2018, liputan Transmadura Red) segera beroperasi. Namun hingga saat ini belum beroperasi secara maksimal.

Terbukti dari hasil penelusuran dan informasi yang didapat dari nelayan dan pengusaha ikan se Kabupaten Sumenep yang ingin menggunakan jasa ICS Sumenep ini masih mengalami kesulitan, jika ingin menyewa untuk jasa mereka baik pembekuan dan pendingin dalam kapasitas kecil masih belum bisa dilayani secara maksimal dengan berbagai alasan.

Baca Juga :   Bendahara Puskesmas Sapeken Relakan Lepas Jabatan, Dipaksa Mundur?

Hal lain yang dapat diketahui bahwa PT. Perinus selain menyewakan jasa pembekuan, pendinginan dan proses, mereka telah memproses ikan yang dibeli dari nelayan dalam jumlah sedikit dan baru beroperasi hanya 2 hinga 3 kali saja dari kurun waktu oktober 2018 hingga oktober 2019 ini.

Dengan keberedaan Gudang Beku Terintergrasi (Unit Pengolahan Ikan) ICS (Integrated Cold Storage) ini yang berasaskan pemberdayaan peningkatan kesejahteraan nelayan daerah dan masyarakat disekitar Gudang. Faktanya belum bisa dikategorikan berjalan secara maksimal, meski sudah melaksanakan proses ikan selama 2 hingga 3 kali belakangan ini.

Bahkan, pengambilan masih dalam kapasitas sangat kecil dan belum menampakkan giatnya selama ini terutama bagi nelayan se Kabupaten Sumenep. Padahal ketersediaan ikan hasil tangkapan nelayan dari seluruh nelayan baik dari pesisir daratan dan kepulauan sudah banyak aktivitas pembelian langsung ke nelayan.

Hasil informasi dari beberapa nelayan yang terkumpul oleh pengusaha ikan yang sempat kami tanyakan di lokasi, mereka pada kurun minggu ke 1 dan ke 2 bulan oktober 2019 ini sudah mendapatkan hingga perharinya mencapai minimal 500kg hingga 1,5 ton ikan Jenis Tongkol, baik tongkol lurik dan tongkol putih, dari nelayan pesisir pantura dan kepulauan.

Baca Juga :   Diduga Skenario Plt Kapus, Bendahara Puskesmas Sapeken Buka Bukaan

Jelas sudah ketersediaan ikan dari Kabupaten Sumenep sebenarnya bukan alasan kuat tidak berjalannya Gudang Beku Terintergrasi (Unit Pengolahan Ikan) ICS (Integrated Cold Storage) ini.

Pertanyaanya, ada apakah gudang ICS ini sampai saat ini tidak berjalan maksimal..?

H. Masdewi Pengusaha Ikan asal Kecamatan Dungkek memaparkan, keberadaan Gudang Beku Terintergrasi (Unit Pengolahan Ikan) ICS (Integrated Cold Storage) ICS itu tidak sesuai harapan sebelumnya, untuk memenuhi komsumsi masyarkat sumenep. “Hasil serapan ikan di nelayan sampai saat ini masih nol berdampak ke masyarakat,” katanya.

Selain itu, kata pria yang duduk di kursi parlemen ini, gudang ICS bukan kepentingan nelayan lokal, melainkan hanya untuk exspor saja. “Padahal harapannya untuk bisa nyetok ikan lokal, jikala ikan tidak ada untuk menyetabilkan harga ikan konsumsi. Selama ini ikan tersebut di exsport ke luar , padahal harapannya gudang ini bisa menyerap jika ikan murah. Faktanya nol,” tegas H. Masdawi.

(yudi/Red)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *