banner 728x90

Ditengah Keadaan Yang Semakin Modernis


Oleh : Hairul Anwar

Artikel : (Transmadura) –Teladan kepemimpinan saat ini sangat sulit ditemui ditengah keadaan jaman yang semakin modernis dan terpola kehubungan ekonomi. Hampir tidak ada kuasa yang tidak terseret kepada kehidupan yang semakin hedonis. Membuat kaum2 progregsif semkin tersudut dikehidupan berbangsa dan bernegara yang semakin tidak jelas.

banner 728x90

Hampir tidak ada hari tanpa kegaduhan dinegara kita, tangkapan, rebutan dan saling sikut semuanya adalah makanan sehari-hari yang menjadi sarapan rutin masyarakat kita ketika menonton berita. Bahkan saling hujat dan ancam dimedia sosial adalah bukan hal yang tabu.

Bisakah kita hidup dengan topeng yang bermacam-macam?. Kalau masyarakat kita pasti memilih. Mereka tidak ingin dicap sebagai orang yang munafik. Yang takut memgungkapkan kebenaran hanya untuk menyenangkan orang lain. Karena bagaimanpun juga sikap munafik ini adalah senjata paling ampuh menghancurkan kredebilitas seseorang.

Dikancah politik nasional kita saat ini sudah terjadi konsolidasi yang semakin mengental kearah pertarungan antar golongan. Disatu sisi golongan kiri dan segala atributnya dan golongan kanan dengan basis masa pendukungnya. Semuanya saling intai untuk mencari kelemahan masing-masing. Dan ada angkatan bersenjata yang ada titengah ditambah organisasi keagamaan kita yang masih kredibel untuk menjaga keutuhan bangsa ini.

Baca Juga :   Diduga Skenario Plt Kapus, Bendahara Puskesmas Sapeken Buka Bukaan

Partai politik yang seharusnya menjadi kawah candra dimukanya para kader memikirkan kehidupan bernegara yang baik. Malah sibuk memgejar kuasa dan bagi-bagi jabatan. Sehingga hampir miskin kader untuk ditempatkan sebagai penantang atau penerus incumbent baik dalam kontestasi pilpres maupun pilkada pilgub dan pilbub.

Sehingga demokrasi yang kita harapkan jadi jalan keluar untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Jauh panggang dari api. Sehingga yang terjadi bukan sikap demokratis yang muncul. Tapi tumbuh ketidak percayaan diri yang akut dan dipartai justru ketetgantungannya pada sosok figur tertentu semakin tinggi, budaya paternalistik dan budaya feofalisme akhirnyalah yang menggantikan budaya berdemokrasi yang egaliter.

Akhirnya masyarakat apatis terhadap pola demokrasi yang seperti ini. Dan membuat kesempatan tampilnya pemimpin pemimpin yang totaliter mendapat tempat dinegara kita. Dan jangan salah!. bibit itu sudah mulai tumbuh. Dan kita kesulitan mencati sosok pemimpin yang masih bisa kita percayai untuk membawa bangsa ini kepada jaman keemasannya seperti era kerajaan majapahit dan sriwijaya.

Baca Juga :   Bendahara Puskesmas Sapeken Relakan Lepas Jabatan, Dipaksa Mundur?

Sehingha orangpun berpikir tidak salah, bahwa demokrasi adalah agenda tersembunyi dari kaum pemilik modal untuk membawakan agendanya mengeruk kekayaan dari negara dunia ketiga. Karena dengam demokrasi mereka pasti terpecah belah demgan berbagai kepetingan dan keinginan masing partai sebagai komponen demokrasi.

Kita sudah lihat bagaimna sulitnya menyatukan berbagai kepentingan itu. Bayangkan negara sekelas korea utara yang katanya masih primitif tidak bisa ditundukan oleh kepentingan barat. Karena rakyatnya begitu percaya kalau pemimpin mereka adalah dewa. Sehingga kadang kita tertawa geli karena itu diluar rasionalitas kita yang sudah terbiasa berbeda.

Itulah gunanya kepercayaan rakyat kalau didayagunakan dengan baik akan menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Sehingga bisa disegani dan malah ditakuti. Tapi sepertinya negara kita jauh dari itu.

Semoga saja lambat laun kepercayaan rakyat itu semakin tumbuh. Dan negara kita terbebas dari namanya kasak kusuk dan cerita usang yang tidak perlu.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *