banner 728x90

LAKI Minta Bupati Mengevaluasi Kadisdik Tentang Bingkisan Berlogo Krinten


Transmadura.com, Sumenep – Beredarnya Bingkisan yang berisikan buku buku ajaran kristen dan kalung salib di beberapa Lembaga Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Manding, yang meresahkan masyarakat, membuat Ketua DPC Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Laskar Anti Korupsi Indonesia (Laki) Sumenep angkat bicara.

Terkait dengan masalah tersebut, Ketua LSM Laki Bagus Junaidi mengatakan, dengan persoalan bingkisan yang berisi ajaran dan lambang agama kristiani Bupati Sumenep supaya mengevaluasi lagi terhadap Kepala Dinas pendidikan,

banner 728x90

Juga meminta ketua DPRD Sumenep supaya memanggil kepada pihak pihak terkait supaya di mintai pertanggung jawaban.

Menurutnya permasalahan ini bukan masalah remeh atau sepele. “Ini sudah menyangkut masalah keimanan anak bangsa yang  mencoba di racuni oleh pihak luar agama islam.Ini jelas ada agenda dan misi terselubung yang di manfaatkan oleh pihak – pihak tertentu untuk menciptakan kondisi negara yg saat ini ujian kebhinekaan,”ungkapnya.

Baca Juga :   Bendahara Puskesmas Sapeken Relakan Lepas Jabatan, Dipaksa Mundur?

“Jelas ini adalah kecerobohan Kepala Dinas Pendidikan  Sumenep yang harus mempertanggung jawabkan.tidak cukup hanya dengan kata permintaan maaf.” katanya kamis 23/02/2017.

Tentunya juga kepala dinas pendidikan kurang respek dengan upaya bapak Bupati Sumenep yang memprogramkan sekolah agama bagi siswa siswi dari tingkat SD dan SMP di kabupaten Sumenep.tapi program ini malah di susupi upaya pihak luar agama islam yg mencoba merusak keimanan anak – anak bangsa yang nota beni masyarakat Sumenep mayoritas islam,” pungkasnya.

Terpisah, Menurut ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) dan juga mantan aktivis PMII Yogyakarta, Moh Amin, pemberian bingkisan itu merupakan proses kristenisasi yang menggunakan cara sosialisasi wawasan kebangsaan.

Baca Juga :   Diduga Skenario Plt Kapus, Bendahara Puskesmas Sapeken Buka Bukaan

”Kegiatan ini harus segera dihentikan. Sebab, telah membuat wali siswa khawatir dan gelisah. Semestinya, jika sosialisasi wawasan kebangsaan, siswa diberikan pemahaman secara utuh. Bukan diberi bingkisan seakan mengajak kapada agama tertentu,”katanya, Rabu (22/2/2017). (Asm/hy).

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *