banner 728x90
Tak Berkategori  

Supplier Sama, Keluhan Bantuan Beras BPNT Diwilayah Sumenep Jelek?


SUMENEP, (TransMadura.com) –
Keluhan Beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diberikan kepada KPM menjadi ramai dikeluhkan jelek. Pasalnya, dari beberapa wilayah Sumenep, yang dikeluhkan KPM dan penolakan dari agen (E-warong sebab barang jelek. anehnya, Suplier yang sama.

Pertama kasus keluhan dan penolakan dari agen (E-Warong) kecamatan gayam, Pulau Sapudi. Pada waktu lalu, beras ditolak sebab jelek tidak layak konsumsi.

Kedua, keluhan dari warga pulau gili raja Desa Banmaleng, Kecamatan Gili Genting, Sumenep, mengeluhkan juga beras tidak layak konsumsi alias hancur dan tidak sesuai harapan.

Namun dari berberapa keluhan wilayah barang (Beras) yang disuplay ke agen E-Warong sebagai pendistribusi BPNT ke KPM beras tidak sesuai harapan. Namun supplier selalu membantah tidak ada masalah, sehingga jawaban simple Supplier ketika terpojok akan diganti.

“Ini ada kejanggalan, bahwa suplier bisa diduga tidak beres dan perlu adanya evaluasi dari pihak terkait dengan keresahan bantuan beras BPNT ke KPM diterima jelek,” kata Aktivis LIPK Ahmadi.

Sebelumnya, Salah satu Agen (E-Warong) UD CAHAYA BUNDA penyedia barang bantuan KPM di Kecamatan Gayam, pulau Sapudi, HM mengeluhkan dan menolak dengan barang beras yang dikirim suppleir ke E-Warong (Agen), sebab beras tersebut tidak sesuai dengan harapan alias jelek.

“Barang beras untuk KPM dari suplier kami tolak, sebab berasnya jelek, kata HM salah satu suplier di Gayam saat dihubungi melalui HP genggamnya.

Di menjelaskan, .sebagai Agen E-Warong melayani prosedur. Karena memang bantuan BPNT harus tepat harga dan tepat kwalitas.

“Sehingga saya Agen memastikan bahwa bantuan BPNT ini sesuai dengan prinsip pelaksanaannya. Dan perlu di pegang semua Agen E-Warong kecamatan Gayam.

“Kami menghimbau Agen di Gayam agar tidak memaksakan KPM menerima beras yang tidak tepat harga. Karena Kwalitasnya kurang bagus justru ini yang salah dan bisa di jadikan laporan Agen,” tegasnya.

Bahkan, HM mengakui dari beberapa Agen E-warong dengan barang yang dikirim supleir banyak yang “menolak”. “Agen yang lain banyak yang menolak,” ucapnya.

Selain itu juga, keluhan, warga pulau Giliraja Desa Banmaleng, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten Sumenep, beras tidak layak konsumsi alias Hancur dan tidak sesuai harapan.

Pasalnya warga yang menerima bantuan beras tersebut mengeluh karena tidak sesuai 6T, yaitu, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, tepat harga, tepat kualitas, dan tepat administrasi.

Ibu AT yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa ia sangat kecewa dengan beras yang diterima, selain hancur beras itu juga sangat tidak layak untuk dimakan.

“Mun engak reah pas dek remmah (kalo sudah seperti ini bagaimana?),” cetusnya dengan muka bingung.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa ia menerima beras seperti ini memang dari dulu, dan sekarang masih saja begini padahal sistemnya sudah berubah.

“Mun lambek angguy keter tape satea angguy seg-gesek (kalo dulu memakai keterangan dan sekarang sudah ATM),” jelasnya.

Selain itu, ia juga berharap kepada pemerintah agar Bantuan beras BPNT ini lebih baik dan layak untuk dikonsumsi masyarakat yang membutuhkan.

Seperti yang dikutib dari media Karta.com, Suppleir (Penyuplai barang) membantah beras itu jelek. Namun dalihnya kerusakan beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diterima beberapa KPM di Pulau Giliraja Desa Banmaleng, diklaim karena cuaca yang tidak bersahabat.

“Sesuai dengan informasi dari BPNT Sumenep, awalnya beras tersebut memang sesuai dengan beras yang layak dikonsumsi. Namun, ketika pendistribusian beras dari daratan hingga kepulauan, terkeca air laut sehingga menyebabkan kerusakan beras,” dalih Supleir Beras BPNT, Latifah.

Latifa yang juga jadi Suplier di beberapa wilayah menjelaskan, sesuai dengan informasi dari E Warong, terdapat sekitar 6 sak beras yang rusak akibat terkenak air laut, ketika dalam dalam proses pengangkutan barang

“Kami memang menyampaikan, sangat kasihan jika beras yang rusak tersebut sampai kepada KPM. Makanya, hari ini juga kami akan ke Giliraja untuk mengganti beras yang rusak,” kilahnya, Ibu Latifah, Jumat, (10/1/2020).

Kejadian tersebut, Latifa menyatakan sangat wajar. Selain memang kondisi cuaca yang tidak bersahabat saat pengangkutan barang sehingga menyebabkan beberapa beras dibagian bawah perahu rusak, juga disibukkan dengan berbagai persiapan.

“Yang pasti, semua beras yang rusak akan diganti. Hari ini, kami akan berangkat ke Pulau Giliraja dan menyerahkan ganti beras yang rusak itu,” terangnya, sambil mengajak media ini ikut serta rombongan tersebut.

(Fero/Asm/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *