banner 728x90

Konflik Papua Tidak Selalu Harus Dengan Kekuatan Senjata


NUSANTARA, (TransMadura.com) – Cara menghadapi perang lawan dengan gerilya salah satunya adalah tehnik memisahkan ikan dari air. Artinya, harus benar-benar bisa memisahkan dari orang-orang atau kelompok separatis dari masyarakat sebagai penyokong utama baik logistik maupun informasi bagi mereka.

Senyum, sapa dan salam mutlak di lakukan Pasukan elit sekalipun agar bisa merebut hati dan fikiran masyarakat guna mendukung tugas pokok. tak terkecuali dari satuan tempur seperti halnya satuan Raider 500/ sikatan Kodam V Brawijaya yang bermarkas di surabaya.

Lettu Ach. Zairi mengatakan, setiap patroli keamanan yang mereka laksanakan, dengan sempatkan untuk anjangsana kepada masyarakat sekitar walaupun di kantong – kantong gerilya pasukan musuh sekalipun.

“Setiap tim pasukan intai atau patroli yang bergerak dari raider 500 sikatan selalu ada personel yang berkemampuan medis lapangan yang begitu mumpuni mengikuti setiap kegiatan tersebut,” ungkapnya.

Pria kelahiran pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep ini menyampaikan, Sekedar penyuluhan di manapun masyarakat berada dan membutuhkan tidak selalu patroli di hutan belantara, namun terkadang patroli pasukan kebanggaan Kodam V Brawijaya surabaya ini turun ke perkampungan masyarakat.

“Dengan gaya khasnya selalu menyertai dengan senyum teritorial untuk merebut hati masyarakat sekitar, Bravo pasukan raider 500/sikatan,’ katanya di pos Komando utama sendiri terdiri dari 23 personel, terletak di kabupaten paniai.

“Cara tersebut cukup berhasil karena dari itulah pasukan kamu di lapangan mendapatkan informasi tentang pola gerakan mereka. (OPM) siapa – siapa dari masyarakat sendiri sebagai pendukung dan simpatisan,” kata Lettu Ach Zairi pria kelahiran pulau sapudi Sumenep di pos Komando Utama pasukan Raider 500 sektor Enarotali paniai.

(Fero/red)