banner 728x90

Monumen Haperkus berantakan Tak Terawat, Pemkab Terkesan Tutup Mata


Transmadura.com, Sumenep –
Monumen Halim Perdana Kusuma ( Haperkus) yang baru dibangun di Desa Kacongan dibiarkan rusak dan kotor bahkan  sudah banyak yang rusak takterawat, terkesan dibiarkan rusak oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep.

Salah satunya patung bergambar kuda terbang yang dipasang disemua sudut rusak, bahkan ada sebagian posisinya ada yang sudah merunduk yang semula posisinya tegak.

banner 728x90

Itu semua lantaran perhatian masyarakat, khususnya Pemerintah Daerah minim.
Tidak hanya itu, di sekitar monumen pesawat militer TNI-AU OV-10 Bronco itu dipenuhi dengan rerumputan dan tampak kotor.

Bahkan, monumen itu juga dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan bermotor dan sepeda milik petani yang bercocok tanam.

“Sangat disayangkan jika tidak dirawat, karena pembangunan monumen tersebut menghabiskan anggaran yang cukup besar. Apalagi pembangunannya baru selesai pada akhir tahun 2016 lalu,” kata Anggota Komisi III DPRD Sumenep, Moh Ramzi, Kamis, 22 Juni 2017.

Baca Juga :   Anggota Komisi II DPRD Sumenep Meminta Rekrutmen Kopdes SDM Betul Betul Mampu

Monomen itu dibangun menggunakan dana CSR Bank Jatim tahun 2016.
Politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) juga mempertanyakan komitmen pemerintah daerah, pasalnya sejak tahun 2016 telah dianggarkan untuk perawatan.

“Lalu kemana anggaran itu, kok fisiknya tetap rusak dan kotor. Ini yang menjadi pertanyaan kami,” jelasnya.

Apalagi menurut Politisi asal Kecamatan Paragaan itu, sempat diisukan sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Sejumlah fasilitas akan dibangun untuk mendukung rencana tersebut. Tahun lalu dianggarkan sekitar Rp3,5 mliar untuk merealisasikan rencana itu.
“Kenyataannya tidak ada hingga saat ini,” jelasnya.

Jenis OV-10 Bronco adalah sebuah pesawat militer ringan berbaling-baling bermesin turboprop ganda sayap tinggi (high wing) buatan North American Rockwell sebagai pesawat serang ringan dan pesawat angkut ringan.

Baca Juga :   Pemandangan Umum Fraksi DPRD Sumenep, Banyak Masyarakat Mengeluh Kondisi Sulit

Pesawat bermesin turboprop ini dikembangkan pada tahun 1960-an sebagai pesawat khusus untuk pertempuran COIN (COunter-INsurgency) atau anti-gerilya.

Pesawat itu didatangkan dari Malang dan ditempatka di sebelah utara Bandar Udara Trunojoyo Sumenep.
Walaupun memiliki sayap tetap, kemampuannya mirip dengan kemampuan helikopter serbu berat yang cepat, mampu terbang jarak jauh.

Pesawat ini dulu merupakan pesawat andalan TNI AU, dan pernah dioperasikan TNI AU dalam oerasi Seroja Timtim tahun 1987-1989.

Sayangnya Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep, Sustono belum bisa dimintai keterangan, saat dihibungi melalui telepon selulernya tidak merespon meskipun nada sambungnya terdengar aktif. (Asm/hy)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *