banner 728x90
Tak Berkategori  

Bantuan Hibah Rumah Compos Desa Moncek di Soal, DLH Akan Monitoring


SUMENEP, (TransMadura.com) -Bantuan hibah Rumah kompos paket beserta peralatan mesin Copper ‘Mubazir. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyatakan tanggung jawab Kelompok tani.

“Itu bantuan hibah, yang jelas kalau ada kelompok yang menjual peralatan atau tidak sesuai dengan peruntukannya, silahkan anggota berhak melaporkan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumenep, M Sahrial.

banner 728x90

Dia menyampaikan, bantuan rumah kompos beserta peralatan mesin Copper itu, untuk tempat melakukan pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja. “Kalau ada yang menyalah gunakan bantuan itu, silahkan anggota bisa mempidanakan,” ungkapnya.

Selain itu, kata Syahrial, kalau ada aduan penyimpangan mengalihkan atau menjual peralatan, Dinas hanya bisa memonitoring. “Silahkan adukan kelompok mana, kami akan memonitoring nanti,” tukasnya.

Baca Juga :   Inovasi Kades Rombiya Timur, Bangun Wisata Sombher Raje Terwujud Sumbang PADes Puluhan Juta

Sebelumnya, Bantuan rumah compos dan peralatan mesin copper, bersumber angggaran APBD tahun 2017, salah satu kelompok tani Subur, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, disoal.

Kelompok Tani tersebut, menerima bantuan, berupa rumah kompos lengkap dengan mesin Copper atau alat perajang, mesin pengolah sampah organik menjadi pupuk dan mesin pencacah peruntukkan untuk tempat melakukan pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja diduga dialihfungsukan.

Hal itu disampaikan Ketua Fron Pejuang Masyarakat Jawa Timur (FKMJT) Bambang Supratman, bahawa, Kelompok Tani Subur, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lennteng mendapatkan bantuan paket rumah kompos tahun 2017. Namun tidak jelas peruntukannya, bahkan ada dugaan mesin tersebut raib.

“Kami menduga mesin tersebut menduga dijual dan rumah kompos dialihfungsikan,” katanya lewat pres rilisnya melalui WhatsAAP.

Baca Juga :   Bendahara Puskesmas Sapeken Relakan Lepas Jabatan, Dipaksa Mundur?

Sesuai hasil investigasi lapangan, kata Bambang, atas pengakuan beberap anggota kelompok tani, bahwa kelompok tersebut beranggotakan kurang lebih 46 orang yang di ketuai oleh Maltuf.

Namun, Ketua Poktan Maltuf membantah jika keberadaan kompos mubazir. Hanya saja mesin yang ada rusak akibat tersiram minyak. “Mesinnya masih diperbaiki lantaran rusak,” ucapnya melalui sambungan telepon.

Menurutnya, soal bangunan tetap ada dan tidak ditempati burung love bird. Sebab, pihaknya mengaku tidak memiliki burung cinta itu. “Saya tidak punya burung mas, jadi tidak benar itu. Silahkan datang ke rumah jika tidak percaya,” ungkapnya. (Asm/Madi/Red)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *