banner 728x90

Kabupaten Sumenep Masuk Inflasi Diatas Rata Rata Nasional

Kabupaten Sumenep Masuk Inflasi Diatas Rata Rata Nasional


NUSANTARA, (Transmadura.com) -Beberapa daerah Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian sentil angka inflasinya masih di atas rata rata nasional sebesar 4 persen

Hal itu tertuang saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Senin (12/6).

“Ada beberapa daerah yang memerlukan atensi supaya dapat dikendalikan karena di atas nasional,” ujar Tito dalam keterangan tertulis, Senin (12/6/2023).

Dalam paparannya Tito, seperti dilansir Detik.com, beberapa daerah yang inflasinya masih di atas rata rata nasional. Pada tingkat provinsi, inflasi yang masih di atas rata-rata adalah Maluku dengan angka 5,06 persen. Sedangkan di tingkat kota, inflasi yang ada di atas-rata adalah Ternate 5,71 persen, dan di tingkat kabupaten, yakni Sumenep 5,44 persen.

Dengan demikian, pihaknya mengapresiasi sejumlah daerah yang berhasil mengendalikan inflasi hingga di bawah rata-rata nasional.

Daerah tersebut, di antaranya adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2,41 persen, Kota Tanjungpinang 2,3 persen, dan Kabupaten Indragiri Hilir 2,51 persen.

Baca Juga :   Cara Sehat Kodim 0827/Sumenep Bersama Pemkab Sumenep, Gowes di Akhir Pekan

Komoditas yang harganya masih dominan naik di beberapa daerah, Tito menyampaikan daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang putih.

Menurutnya, sebagai negara produsen, dirinya menoleransi kenaikan harga yang tidak signifikan agar kesejahteraan petani dan peternak terjaga. Namun, yang perlu diwaspadai adalah kenaikan harga yang terlalu tinggi dan berlangsung secara terus-menerus.

“Kalau kenaikan dalam harga yang masih dapat ditolerir mungkin masih bisa kita kendalikan, dan tidak memberatkan masyarakat,” terangnya.

Lebih lanjut, Tito menjelaskan dari bulan Juli 2022 hingga Mei 2023 laju inflasi di Indonesia terus terkendali. Meski sempat berada di angka 6 persen, laju inflasi berhasil menurun secara bertahap hingga saat ini mencapai 4 persen yang merupakan angka terendah sejak Juli 2022. Hal itu berkat kerja keras bersama, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan stakeholder terkait.

“Sekali lagi fakta ini menunjukkan bahwa apa-apa yang kita lakukan itu sudah on the right track dan kita tinggal perlu konsistensi dan jangan bosan,” jelasnya.

Baca Juga :   TMMD 121, Pemasangan Rangka Kayu RTLH Bakri Progres 75 Persen

Meski demikian, Tito menilai agar semua pihak tidak cepat berpuas diri meski laju inflasi dalam negeri terus menurun hingga 4 persen. Sebab, angka tersebut masih belum mencapai target yang diharapkan yakni sekitar 3 persen.

“Kita terus berusaha tapi angkanya harus turun sekali lagi tidak jatuh tapi bertahap,” ujar Tito.

Sedangkan kondisi perekonomian di sejumlah negara, kata Tito yang patut diwaspadai. Hal itu dikarenakan beberapa negara di Eropa tengah mengalami resesi.

Tito mengatakan kondisi itu membuat pertumbuhan ekonomi melemah sehingga daya beli masyarakat berkurang dan berdampak terhadap tingkat produksi. Kondisi tersebut perlu diwaspadai karena bisa berpengaruh terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

“Karena Eropa negara yang berpengaruh baik secara regional maupun internasional ini dapat berpengaruh juga kepada negara-negara lain termasuk negara kita, meskipun pertumbuhan ekonomi kita sangat bagus sekali, salah satu yang tertinggi, 5,3 persen,” tandasnya.

Sumber : Detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *