SUMENEP, (TransMadura.com) –
Soal dugaan pekerjaan proyek program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) yang tidak sesuai spek di Desa Ganding, Sumenep, Madura, Jawa Timur terus bergulir. Pasalnya, proyek tersebut apabila benar berpotensi merugikan negara.
Hal itu disampaikan Sahrul Gunawan, Aktivis Sumenep Independen (ASI) bahwa kalau benar adanya pekerjaan proyek P3TGAI itu tidak sesuai spek, jelas potensi merugikan keuangan negara.
“Ada pemberitaan terkait dugaan tidak sesuai spek pada proyek P3TGAI di Desa Ganding. Apabila dugaan itu benar, maka bisa berpotensi akan merugikan negara dalam pekerjaannya,” katanya.
Lebih lanjut, menurut Sahrul,
Secara logika, apabila ada dugaan tidak spek, maka dugaannya ada bahan yang dikurangi atau material dikurangi, secara otomatis anggaran akan menjadi ringan dan menjadi keuntungan besar
“Misalnya, dalam (dugaan kami,Red) SPj tetap menggunakan pagu anggaran, maka kami kira bisa berpotensi rugikan negara,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya meminta instansi terkait untuk melakukan audit teknis terkait pekerjaan proyek P3TGAI ini. Sehingga, bisa diketahui kepastian kesesuaian atas spesifikasi teknis. Sehingga, tidak hanya sekadar menjadi isu murahan.
“Jelas, perlu dilakukan audit menyeluruh, utamanya berkaitan dengan teknis biar tidak menjadi bola liar. Kami minta tim dari BBWS Brantas turun ke lapangan, dan termasuk pendamping kabupatennya,” tuturnya.
Dan, pihaknya meminta pihak terkait untuk melakukan secara transparan kepada publik. Sebab, ini sudah terlanjur mengemuka ke publik. “Karena sudah mengemuka ke publik. Maka, diperlukan audit terbuka kepada publik,” ungkapnya.
Sementara Rasid penanggung jawab P3TGAI Desa Ganding dalam keterangannya saat dihubungi media ini beberapa waktu lalu membantah jika tidak menggunakan pasir hitam. Pihaknya menjelaskan, jika proyek tersebut menggunakan pasir hitam.
“Gak pak, kita menggunakan pasir hitam dalam pelaksnaannya. Memang kadang dicampur sirtu dan kadang pasir merah,” katanya.
Sebagaimana diberitakan, Proyek P3TGAI di desa Ganding, Kecamatan Ganding diduga tidak sesuai spek. Proyek dengan anggaran kurang lebih Rp 195 juta disinyalir tidak sesuai spek. Indikasinya, pasir yang digunakan dalam pemasangan batu diduga menggunakan pasir merah. Padahal, idealnya memakai pasir hitam.
(Asm/red)