SUMENEP, (TransMadura.com) – Berbagai upaya dilakukan oleh masyarakat untuk menangkal wabah Covid-19 di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Tidak hanya mematuhi protokol kesehatan, warga juga melakukan ritual keagamaan.
Seperti yang dilakukan oleh warga Dusun Mungguk, Desa Juruan Daya, Kecamatan Batuputih, Sumenep. Mereka membuat kesepakatan untuk membeli sapi untuk disembelih. Sesuai kesepakatan, setiap warga dimintai sumbangan Rp20 ribu. Dari hasil sumbangan itu bisa membeli satu ekor sapi.
“Kalau dalam satu KK (kepala keluarga) ada lima orang, ya sumbangannya Rp100 ribu,” kata Mohammad Masno, salah satu tokoh pemuda pada media ini.
Kesepakatan tersebut kata Masno berdasarkan musyawarah warga yang diketuai oleh Kepala Dusun M. Suki Fath, dan Asnawi ditunjuk sebagai koordinator.
Sebelum disembelih, warga terlebih dahulu membaca doa bersama yang dilakukan di tempat terbuka (sawah milik warga). Harapannya segala jenis penyakit, termasuk wabah Covid-19 segera ditiadakan dari bumi nusantara ini.
Doa berasama ini dipimpin oleh K. Fathorrahman. Pengasuh Pondok Pesantren Atta’awun, Desa Legung Barat, Kecamatan Batang-batang, Sumenep. “Jadi doa bersama ini digelar untuk keselamatan bersama. Semoga kita terhindar dari wabah Covid-19 maupun dari tha’un seperti di zaman Nabi Isa,” jelas dia.
Berbeda di Kecamatan Manding, di beberapa desa melakukan ritual dan doa bersama untuk menangkal virus Corona, ritual yang dilakukan dengan membuat serabi dan ketupat menghitung keluarga.
“Ritual ini untuk terhindar dari penyakit Corona. satu orang satu serabi dan ketupat,” kata Sahran warga desa Lalangon
Sehingga, menurutnya, ritual serabi dan ketupat dibawa ke masjid atau langgar dilakukan dengan membaca do’a keselamatan.
“Itu dilakukan secara serentak semua warga berkumpul di masjid atau langgar di masing masing tempat, setelahnya membaca Burdah keliling kampung, secara bersama sama,” tutunya
Sementara, Masno menceritakan, sejarah saat zaman Nabi Isa setelah diketahui ada wabah tha’un, Rasulullah langsung bersujud kepada Allah dan bertanya apakah umatnya akan mengalami nasib serupa dengan umat Nabi Isa.
Kemudian Allah melalui Malaikat Jibril memberi tahu Rasulullah bahwa umatnya tidak akan ditimpakan wabah serupa dan disarankan membaca doa khusus dan meniupkannya di kepala hewan jantan yang akan disembelih.
Sementara prosesi penyembelihan, lanjut Masno dilakukan ditempat yang telah ditentukan, yakni di simpang empat jalan dusun setempat. Setelah itu, daging hewan tersebut diberikan kepada warga untuk dikonsumsi di rumah masing-masing.
(Asm/red)