SUMENEP, (TransMadura.com) – Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman (DPRKP) dan Cipta Karya Sumenep, menyangkal tidak melakukan perawatan dan perhatian terhadap penataan dan keindahan di kota Sumekar.
Sangkalan itu, dibuktikan dengan dilakukan perbaikan terhadap tanaman hias yang kosong dan ditanami kembali oleh petugas DPRKP.
Namun, kosongnya pot bunga di Vertical Garden atau simpang 4 jantung kota ujung timur pulau Madura ini ada faktor, walaupun ada yang mati, melainkan juga hilang di beberapa titik.
“Setelah mendapatkan koreksi dari masyarakat berupa kritik dalam pemberitaan via media online, langsung dilakukan perbaikan dan penanaman kembali terhadap tanaman hias yang telah mati dan hilang di beberapa titik,” kata Kepala DPRKP dan Cipta Karya Sumenep Moh. Jakfar saat diruang kerjanya.
Menurut Jakfar, vertical garden bukan tidak dilakukan perawatan dan pemeliharaan. Namun, memang sering hilang diambil orang tidak bertanggung jawab. Tidak memungkinkan untuk tiap bulan jika ditanam kembali.
“Beberapa bulan lalu, kita mendatangkan penanam dari Kediri untuk jenis tanaman tertentu. Tetapi, tidak sampai satu bulan sudah hilang. Oknum itu, mungkin merasa memiliki,” terang Moh Jakfar kepada KARTA.CO.ID.
Sementara, terkait dengan tanaman yang kering dan mati karena tidak disiram, diakuinya, karena sering hilang sehingga bosan juga untuk menyiram jika telah bagus kemudian hilang.
“Kami berterima kasih koreksi warga. Kami berharap, warga Sumenep ikut merawat dalam arti menjaga agar tidak hilang. Warga dan pemerintah bersinergi dalam menjaga dan merawatnya,” imbuhnya.
Sementara, lanjut Jakfar, Anggaran untuk biaya perawatan belum ada, hanya saja anggaran yang ada untuk honor petugas bagian perawatan itu.
“Anggaran perawatan masih belum ada, namun biaya untuk menyulam bunga itu pakai biaya pribadi, ini sudah menjadi tanggungjawab kami,” tegasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, dinilai kurang begitu memperhatikan terhadap Penataan tata ruang perkotaan dan terkesan kurang perhatian terhadap keindahan kotanya.
Buktinya, puluhan tanaman hias di simpang empat jantung kota banyak yang dibiarkan kering bahkan sudah tidak sedikit yang punah. Sehingga, keindahan kota berkurang.
Di lain pihak, beberapa pengamat menilai, itu akibat perawatan kurang maksimal dari instansi terkait, yakni Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman (DPRKP) dan Cipta Karya. Padahal, pengadaan tanaman hias melalui APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Sayangnya, dalam perjalanan malah perawatannya tidak begitu diindahkan.
(Asm/red)