SUMENEP, (TransMadura.con) –
Debat kandidat pilkada 2020 Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep yang diselenggarakan KPU Performance Achmad Fauzi cabup nomor urut 1 cukup mengagumkan.
Bahkan, hasil paparan penyampaian gagasan visi dan misi dapat apresiasi dari kalangan Kiai. Bahwa Achmad Fauzi tampil cukup memuaskan, karena berhasil menyajikan data dengan baik dan berkualitas.
“Calon nomor 1 Achmad Fauzi sudah menunjukkan calon yang sudah siap memimpin sumenep kedepan. Dari paparannya sudah cukup jelas apa yang diharapkan oleh masyarakat. Mudah mudahan secepatnya cepat dilantik,” kata Pengasuh Ponpes Matlabul Ulum, KH. Taufiqur Rahman.
Dia memaparkan, Achmad Fauzi, diyakini berpengalaman lima tahun sudah memimpin sumenep. walaupun hanya sebagai wakil bupati, akan tetapi pengalaman itu yang berharga untuk lebih ditingkatkan.
“Apa yang selama ini masih ada kekurang bisa diperbaiki, untuk melanjutkan kesuksesan yang selama ini dilakukan sebelumnya,” ungkapnya.
Kiai Karismatik ini menilai, secara obyektif kesuksesan kepemimpinan KH Busyro dan Fauzi selama ini cukup banyak.
“Kami kira cukup banyak kesuksesan KH. Busyro bersama Achmad Fauzi , walau tidak seratus persen,” ucapnya.
Kalau orang menilai selama lima tahun dianggap tidur, dirinya dengan tegas itu tidak benar.
“Kalau selama ini kepemimpinan KH Busyro dan Fauzi dianggap tidur saya kira itu tidak benar. Banyak sekali perubahan perubahan di sumenep,” ungkapnya.
Sementara, Performance Achmad Fauzi dalam debat kandidat Pilkada Sumenep, Madura, Jawa Timur yang disiarkan secara live stasiun JTV cukup mengagumkan.
Bahkan, narasi yang disampaikan sangat sistemik dan kontektual dengan kondisi geografis masyarakat Kabupaten ujung Timur Pulau Madura.
Bahkan, pertanyaan pasangan calon nomor 2 dijawab dengan tegas dan lugas. Maklum, pengusaha sukses ini adalah incumben yang dinilai paham betul sosio kultural, kondisi ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
Achmad Fauzi dalam debatnya menyatakan jika dirinya berkomitmen untuk memperhatikan guru ngaji yang ada di Musala, masjid dan tempat-tempat ngaji lainnya.
Selain itu, sambung dia, pihaknya ingin mengembalikan nilai religi di Sumenep ini. Yakni, anak-anak bisa mengaji setelah maghrib hingga Isyak. “Kalau dulu kan begitu, jadi setelah maghrib sampai Isya bisa mengaji di langgar, mushalla, masjid. Guru ngaji peranan penting disini. Dengan meningkatnya keagamaan ini juga mampu juga menekan peredaran Narkoba bagi generasi muda,” kata aktivis Sumenep Bagus Junaidi.
Sehingga, banyak program yang disampaikan Achmad Fauzi, ada infrastruktur, desa tematik dan lainnya. “Yang jelas, penampila di debat pertama ini dinilai masih unggul. Fauzi dalam debat dinilai lebih menguasai materi dan medan,”tutupnya.
(Asm/Red)