SUMENEP, (TransMadura.com) –
Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kaya dengan ragam budaya yang perlu dipertahankan. Selain itu juga mempunyai kekayaan alam destinasi wisata pantai yang sudah mulai dilirik oleh wisatawan lokal maupun asing.
Sehingga, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, merancang program visit yea uang sudah diluncurkan dan dimulai tahun 2018.
Namun tahun 2019 ini, kembali berlangsung, dengan menggelar festival batik on the sea 2019. Festival rangkain visit sumenep 2019 itu digelar di wisata tua Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk, Sabtu (27/07/2019).
Berbagai macam, selain festival batik on the sea 2019. Juga diselenggarakan parade layang layang 3 dimensi, pameran batik, sehingga pengunjung dapat menyaksikan lomba fotografi, serta fashion batik competition.

Bupati Sumenep, Dr. KH. Abuya Busyro Karim menyampaikan, batik on the sea 2019 merupakan festival yang ke dua kalinya dilaksanalam di Sumenep, setelah tahun sebelumnya, 2018 dilaksanakan di Pantai Lombang, Kecamatan Batang-Batang.
“Sekarang juga ada parade layang-layang,” katanya, dalam sambutannya.
Bupati dua periode ini melanjutkan, setidaknya ada 46 industri batik di kabupaten berlambang kuda terbang. Kesemuanya, memiliki ciri khas yang berbeda.
Dia juga meminta budaya batik yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat Madura, termasuk Sumenep itu dipertahankan.
“Mulai dari dulu batik menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Hingga saat ini sudah banyak industri batik mulai dari yang kecil hingga memproduksi dalam skala besar,” paparnya.
Sebagai salah satu budaya kebanggaan masyarakat Sumenep, pihaknya juga menjadikan batik sebagai seragam bagi ASN maupun sekolah. Hal itu untuk menjaga nilai budaya dan meningkatkan kreasi pembatik.
“Semua ASN setiap hari Selasa diwajibkan mengenakan batik,” tutur mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep itu.

Dengan kebijakan tersebut, dia berharap dapat berdampak positif bagi perkembangan batik di Sumenep sendiri. Atas kebijakan tersebut, dia juga berharap pembatik di Sumenep dapat meningkatkan kualitas batiknya.
“Saya berharap, kedepan batik khas Sumenep ini bisa bersaing, baik ditingkat lokal, nasional, bahkan ketingkat internasional,” tukasnya.
(Asm/Red)


