SUMENEP, (TransMadura.com) –
Kecamatan Rubaru, Sumenep, Madura, Jawa Timur, dikenal wilayah potensi penghasil bawang merah, produksi setiap tahunnya mencapai 4.800 ton
Kecamatan agropolitan ini, secara akumulatif produksi bawang merah tudak kurang dari 4.800 ton. “Itu secara akumulataif pertahun,” kata Sa’dawi Jayadi, Koordinator Penyuluh Pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kecamatan Rubaru.
Sedangkan mayoritas petani bawang merah, kata Sakdewi, di Kecamatan Rubaru melakukan penanaman tiga kali selama setahun.
Musim tanam pertama antara bulan Februari-Maret, musim tanam kedua antara Mei-Juni dan musim tanam ketiga antara bulan Oktober-November.
“Luas lahan setiap musim tanam tidak kurang dari 600 hektar, dengan tingkat produksi mencapai 60 ton perhektar dalam satu kali panen,” jelasnya.
Dari tiga musim tanam, kata Sa’dawi petani lebih banyak melakukan budidaya bawang merah pada musim tanam pertama.
Salah satu pertimbangan petani, karena ketersediaan air masih banyak karena masih masuk musim kemarau meski curah hujan tidak terlalu tinggi. Karena Kecamatan Rubaru masuk kawasan sawah tadah hujan.
Kendat begitu, resiko yang harus dihadapi petani bila mana melakukan budidaya di musim tanam pertama sangat tinggi, karena bawang merah mudah dan rendan terhadap serangan penyakit.
Seperti penyakit pusarium atau penyakit layu (penyakit muler yang lumrah dikenal oleh petani di Kecamatan Rubaru).
“Ini bisa menyebabkan gagal panen karena bawang merah mati bagi petani yang kurang pengalaman. Bagi, petani yang sudah pengalaman, justru pada musim pertama itu sangat bagus dan produksinya cukup tinggi,” jelasnya.
Disinggung masalah pemasaran, selama ini kata dia petani tidak merasa kesulitan meski petani tidak menjual hasil panennya di daerah Sumenep.
“Petani sudah biasa, saat panen mengirim ke Surabaya, katanya dijual di pasar Sayangan Surabaya. Kakau misim panen musim tanam pertama tidak kurang dari 10 pickup setiap hari,” tegasnya.
Kacamata Rubaru selama ini dikenal sebagai daerah penghasil holtikultura terbesar di Kabupaten Sumenep. Sehingga kecamatan yang terdiri dari 11 desa itu dikenal sebagai wilayah agropolitan. (Asm/Red)