banner 728x90
Tak Berkategori  

Perangkat Desa Kertagena Laok Diduga Intervensi KPM BPT


PAMEKASAN, (Transmadura.com) –
Keluarga Penerima Mamfaat (KPM) bantuan BPT (Bantuan Pemerintah Tunai) di Desa Kerta Gena Laok, Kecamatan Kadur, Pamekasan, mengeluh. Pasalnya, penerima mamfaat diduga diintervensi oleh oknum perangkat desa.

“Saya dapat bantuan BPT yang sebelumnya BPNT sebesar Rp 600 ribu, tapi saya di paksa untuk berbelanja yang disediakan perangkat desa,” kata M inisial salah satu penerima mamfaat.

Menurutnya, setelah dirinya menerima uang dari PT Pos Indonesia di balai desa setempat, uang tersebut diminta langsung oleh perangkat desa yang sudah disediakan sembako.

“Setelah menerima uang itu langsung diminta ditempat, dipaksa mengambil sembako ditempat,” ungkapnya.

Sehingga, dirinya menyatakan dipaksa untuk mengambil sembako yang sudah disediakan perangkat desa dan mengancam kalau tidak belanja sembako tersebut.

“Kalau tidak belanja di situ, saya diancam bantuan itu akan di blokir. Saya pulang dengan tangan kosong tidak bawa uang,” tuturnya.

M mengatakan, setelah uang diambil oleh perangkat, dirinya mengaku sembako tersebut diambil di rumah Kadus masing-masing.

“Saya ngambil beras telur dan kacang di rumah kadus,” ungkapnya.

Pihaknya merasa, kalau uang Rp 600ribu dengan barang yang diterima tidak sesuai volume. “Sembako yang kami terima tidak sesuai dengan volume barang, lebih banyak yang dari pada jumlah sembako,” jelasnya.

Sehingga, dirinya dengan tegas sebagai petani tidak terus terusan di intervensi ingin petang uang dan belanja sendiri. “Saya sebagai petani pengen pegang uang sendiri dan belanja sendiri tanpa harus di paksa, saya belanja karena dipaksa dan diancam akan memblokir,” tegasnya.

Sementara, Kepala Desa Kerta Genah, Kadir membenarkan jika KPM harus mengambil sembako di balai desa. Namun dirinya membantah kalau pengambilan sembako tidak ada pemaksaan.

“Pembelanjaannya mereka tidak di paksa, kalo mau beli di komunitas gak apa-apa, kalo tidak mau juga tidak masalah dan tidak ada pemaksaan,” kilahnya.

Bahkan, Kades ini mengaku dalam pencairan didampingi Kanit reskrim Polsek Kadur. “Malah ada wartawannya juga dan sengaja saya undang biar mereka juga tau kalau kita tidak ada pemaksaan,” tukasnya.

(Madi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *