PAMEKASAN, (TransMadura.com) –
Pasca aksi sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mempertanyakan maraknya tambang galian C yang diduga ilegal.
Bupati Pamekasan langsung gelar musyawarah di Pendopo Kabupaten setempat, dan melibatkan beberapa elemen beserta pihak PMII, Sabtu (27/06/2020).
Dalam acara tersebut, Bupati meminta kesepakatan bersama dan membuat kometmen pemkab, Kapolres dan PMII.
Bupati Pamekasan, Badrud Tamam menyampaikan, kesepakan bersama untuk menjaga kondusifitas.
“Kami meminta kondusifitas besama, karena kita semua adalah saudara serta pondasi dari satu Kabupaten.” Ucapnya dalam sambutannya.
Selain itu juga, Bupati menyampaikan bebarapa hasil kesepakatan. dari hasil musyawarah bersama diantaranya, pihak PMII Meminta kondusfitas dan saling menjaga.
Serta, PMII meminta Kepada Bupati dan Kapolres untuk menjamin kesehatan kepada ketiga kader PMII yang sempat cedera karena kejadian aksi kemarin.
PMII Meminta Kapolres menindak dengan tegas kepada oknum yang sudah membuat tiga kader PMII terluka. ” Pemerintah Kabupaten Pamekasan mengapresiasi terhadap usulan, gagasan terkait Galiansi yang ada di Kabupaten Pamekasan,” ungkapnya.
Dia berharap, kejadian Kemaren tidak menjadi polemik untuk Mahasiswa di Kabupaten yang lain.
“Saya selaku Bupati di Kabupten Pamekasan menerima apa yang menjadi kesepakatan bersama, dan siap menertibkan Galiansi yang ada di Pamekasan, “Pungkasnya.
Sebelumnya, sqejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, Madura, Jawa Timur menggelar aksi ke kantor bupati setempat, Kamis, (25/6/2020).
Mereka mempertanyakan maraknya tambang galian C yang diduga ilegal. Awalnya, aksi mahasiswa ini berjalan lancar dengan pengamanan ketat aparat kepolisian.
Mereka menyampaikan orasi secara bergiliran. Namun, aksi tersebut berubah menjadi ricuh, dan adu jotos. Akibatnya, satu mahasiswa mengalami luka dan harus dibawa ke RSUD kota gerbang salam ini.
(Na2)


