SUMENEP, (TransMadura.com) –
Pembacaan pergantian Ketua DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, Herman Dali Kusuma terhadap H Dul Siam di rapat istimewa akhirnya lagi-lagi kandas.
Pasalnya, sidang istimewa Hari Jadi Kota Sumenep ke- 749 digedung parlemen yang digelar rabu (31/10/2018) direncanakan akan dibacakan pergantian langsung Ketua DPRD, Herman Dali Kusuma, nampaknya tidak terjadi.
Namun, kehadiran anggota sangat sedikit dari 50, hanya 17 orang anggota DPRD yang hadir, bahkan, semua ketua komisi tidak tampak ada dalam persidangan.
Sesuai hasil pleno internal DPC PKB Sumenep, pada kamis (25/10/2018) lalu di Kantor Gedung DPC PKB memutuskan akan kirim surat ke DPP PKB untuk pencabutan ke anggotaan Heman Dali Kusuma. Namun, Langkah itu dikakukan kalau Herma Dali Kusuma tidak mencabut gugatan yang dilayangkan ke Pengadilan Negeri (PN) Sumenep.
“Alhamdulillah setelah kami menghubungi Pak H Herman, beliaunya mau mengklarifikasi, dan beliau siap mencabut tuntutannya ke pengadilan dalam waktu yang relatif singkat, Insya Allah sampai hari selasa, (30 Oktober 2018) yang akan datang,” kata KH. Imam Hasyim Ketua DPC PKB Sumenep, pada saat itu, Kamis (25 Oktober 2018) malam.
Bahkan, kata Mantan Ketua DPRD Sumenep itu, H Herman Dali Kusuma, juga siap untuk membacakan hasil rekomendasi yang menetapkan bahwa dirinya tidak lagi menjadi ketua DPRD, akan tetapi digantikan H Dul Siam.
“Itu telah disepakati bersama oleh H Herman dengan tenggang waktu sampai tanggal 30 Oktober. Dan InsyaAllah dalam hal ini tidak akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan karena semuanya sudah sama-sama legowo,” bebernya.
Sementara Kabar yang berhembus, ketidakhadiran para wakil rakyat pada sidang istimewa DPRD Hari Jadi Kota Sumenep ke-749 ini, berkaitan dengan rencana pembacaan reposisi ketua DPRD Sumenep Herman Dali Kusuma kepada Dul Siam. Sebab, ketua DPC PKB beberapa waktu lalu meminta untuk segera dibacakan, setidaknya pada sidang Paripurna hari ini.
Hal itu diungkapkan salah satu anggota dewan Masdawi, mengakui jika ada “kemufakatan” dengan yang lain. Namun, pihaknya enggan mengomentari terlalu jauh. Hanya saja, secara pribadi pihaknya merasa empati dengan proses pergantian ketua DPRD Sumenep. “Saya secara pribadi sangat prihatin, ” katanya.
Sebab, sambung politisi Demokrat ini, masa jabatan ketua dewan tidak sampai satu tahun. Hanya tinggal beberapa bulan saja. “Seandainya masih lama tidak masalah. Kami merasa prihatin saja reposisi masih akan dilakukan, ” tuturnya dengan nada kecewa.
Sebelumnya, memang berhembus kencang soal reposisi ketua Dewan dari Herman Dali Kusuma ke Dul Siam. Bahkan, kabarnya akan dibacakan pada sidang Paripurna Istimewa hari jadi Sumenep. Meskipun, masih terjadi perdebatan dikalangan dewan.
Namun berbeda, situasi dalam sidang Paripurna Istimewa peringatan hari jadi Kabupaten sumenep ke- 749 di DPRD, saat akhir sidang sempat tegang, tiba-tiba muncul insterupsi dari Ketua Komisi I, Hamid Ali Munir, rabu (31/10/2018).
saat akhir sidang sebelum pembacaan doa, Politisi PKB itu nyeletuk dengan pernyataan sikap, menyesalkan banyak anggota wakil rakyat yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut.
“Kami mempertanyakan anggota dewan minim hadir di sidang paripurna Istimewa ini. Padahal, ini tasyakuran atas hari lahirnya Sumenep. Ini perlu dilakukan evaluasi pimpinan, ” katanya dengan nada kecewa.
Bayangkan, sambung dia, dari 50 anggota dewan hanya 12 yang menghadiri sidang paripurna ini. “Jadi, yang hadir tidak sampai separo. Kemana mereka kok tidak hadir ini sidang istimewa hari jadi, ” tuturnya dengan nada datar.
Menurut Hamid, banyak warga yang datang untuk menyaksikan gemerlap hari jadi Sumenep. Namun, nyatanya ternyata anggota dewan tidak hadir. “Warga antusias melihat hari jadi Sumenep, tapi anggota dewan sendiri sangat minim, ” tukasnya.
Memang, dari pantauan media ini banyak anggota dewan yang tidak hadir. Bahkan, kursi tempat anggota wakil rakyat itu banyak yang kosong. Sehingga, membuat Hamid Ali Munir meradang. (Asm/Red)














