PAMEKASAN,(TransMadura.com) – Ketua Komisi I DPRD Pamekasan Ismail menilai, penataan kota di Pamekasan tidak jelas. Indikasinya, karena banyak akses ruang terbuka hijau (RTH) yang justru dimanfaatkan para pedagang kaki lima (PKL).
Menurut dia, penataan kota di Kabupaten Pamekasan tidak merata. Pengelolaannya tidak menyentuh akses kelurahan. Fokus penataannya hanya di akses jalan umum. Sementara jalan kecil seperti gang permukiman warga belum tersentuh.
RTH secara aturan, dilarang dijadikan tempat akses berjualan. Sejauh ini, PKL diakui melanggar aturan itu. Sehingga perlu ditindak. Tindakan itu bisa berupa teguran, pembinaan, dan sanksi.
“Semakin hari penataan kota di Pamekasan tambah semrawut. Ini perlu ada tindakan nyata dari pemerintah,” ucap Ismail Jum at (18/05/2018)kemarin.
Politisi dari Partai Demokrat itu menyatakan, menyebarluasnya PKL di perkotaan tidak hanya bertumpu di Monumen Arek Lancor dan stasiun eks Stasiun Kereta Api. Namun, sebagian pula ada yang memanfaatkan kawasan-kawasan terlarang seperti trotoar. Selain itu, pasar tumpah di sebagian lokasi juga belum teratasi pemerintah.
“Seperti di lokasi CLM, dan Jalan Tjokroatmojo Parterker. Dua lokasi ini dari dulu belum ditangani pemerintah,” tuturnya.
Dari itu, lanjut Ismail, penataan kota di Pamekasan hanya bagus dari sisi luarnya. Namun ketika dicek di sisi dalamnya, rata-rata di jalan-jalan kecil dijadikan akses pertumbuhan pasar tumpah. Apabila hal itu dibiarkan, kota akan semakin semrawut.
“Ini kalau tidak ada penyelesaian dari pemerintah kota di sini akan semrawut. Mereka perlu diberi tempat khusus,” ungkapnya.
Sebelumnya, dia akan berusaha mencari lahan. Gunanya para PKL dan pasar tumpah tidak lagi memanfaatkan ruas jalan umum. Sehingga mereka ditampung dalam satu lokasi.
“Saya berharap nanti di tahun 2019 yang akan datang supaya dianggarkan. Baik melalui sistem sewa maupun yang lainnya lahan itu,” tukasnya
Dalam waktu dekat, Ismail akan mencoba mencari lahan di beberapa tempat yang bisa disewa. Syukur-syukur lahan itu aset pemerintah. Sehingga tidak susah mencari lahan lain.
Reporter : Imam