banner 728x90
Tak Berkategori  

Tanjung Odi Focus Tes Swab Karyawan


SUMENEP, (TransMadura com) – Ketua Pelaksana Wadah Sehat dr. A. Hamid Nawawi memastikan, PT Tanjung Odi akan fokus melakukan tes swab terhadap karyawan.

Test dengan mesin PCR (polymerase chain reaction) tersebut diprioritaskan pada karyawan yang sebelumnya sudah mengikuti rapid test.

banner 728x90

“Sesuai arahan Pak Bupati, kami akan mendahulukan tes swab terhadap 168 karyawan yang sebelumnya sudah di-rapid test dan hasilnya reaktif,” kata Hamid dalam keterangan kepada awak media di Sumenep, Rabu (24/6/2020).

Wadah Sehat, seperti diketahui, adalah mitra PT Tanjung Odi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan seluruh karyawan pabrik rokok tersebut.

Keterangan Hamid Nawawi disampaikan sebagai respons atas keputusan Bupati Sumenep Abuya Busyro Karim — yang juga Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumenep — terkait penghentian sementara aktivitas produksi PT Tanjung Odi sejak Selasa kemarin hingga 14 hari ke depan.

Penghentian sementara aktivitas pabrik diputuskan Bupati bersama-sama Forkopimda setempat. Itu terjadi setelah Satgas Covid-19 melakukan ‘tracing’ terhadap karyawan PT Tanjung Odi yang sedang diistirahatkan karena alasan kesehatan.

Dari sampel 20 orang yang dilakukan tes swab, sembilan orang terkonfirmasi positif terpapar corona.

Sebagai wujud kesungguhan perusahaan dalam upaya memutus mata rantai penularan Covid-19, Hamid Nawawi memastikan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah sesuai arahan Bupati.

Baca Juga :   Diduga Skenario Plt Kapus, Bendahara Puskesmas Sapeken Buka Bukaan

“Rapid test itu sendiri sudah merupakan upaya perusahaan untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi karyawan,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Pjs. Kasie Personalia dan General Affair PT Tanjung Odi Ricky Cahyo membenarkan, sejak libur Lebaran kemarin memang ada sejumlah pekerja pabrik yang diistirahatkan karena kondisi kesehatannya. Hal itu dilakukan tak lepas dari ketentuan ketat yang diterapkan perusahaan, merujuk pada protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dan Satgas Covid-19.

Penerapannya adalah melalui tes skrining awal pada saat para pekerja hendak memasuki area pabrik. ”Kalau ditemukan ada pekerja yang tidak sehat, langsung dilakukan pemeriksaan lanjutan. Mereka difasilitasi untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik,” jelasnya.

Manajemen juga memastikan pekerja yang tidak sehat dan memiliki riwayat kunjungan ke zona merah dilarang memasuki area pabrik.

”Kami juga memastikan sirkulasi udara di pabrik berfungsi baik, serta mewajibkan pekerja untuk mengikuti protokoly kesehatan seperti rajin cuci tangan, jaga jarak, dan memakai masker baru setiap hari,” tambah Ricky.

Masih sesuai protokol, perusahaan juga rutin melakukan penyemprotany disinfektan, serta membatasi penggunaan fasilitas umum dan pemberian vitamin kepada pekerja.

Baca Juga :   Bendahara Puskesmas Sapeken Relakan Lepas Jabatan, Dipaksa Mundur?

Dengan begitu, Ricky menjamin, karyawan yang kemarin masuk kerja adalah mereka yang sehat dan tidak terpapar Covid-19.

”Terhadap karyawan yang diistirahatkan, perusahaan menjamin mereka tetap mendapatkan hak-haknya sebagai pekerja kami,” katanya.

Ia menambahkan, “Protokol kesehatan yang kami terapkan sangatlah ketat, guna menjaga kesehatan para pekerja dan menjaga produktifitas pabrik, sehingga ekonomi daerah dapat tetap berlangsung dengan baik.”

Ricky Cahyo menambahkan, keputusan mengistirahatkan pekerja yang tidak sehat telah dilakukan sebelum pabrik kembali berproduksi. Jelasnya, sebelum 4 Juni (hari pertama produksi pasca libur Lebaran), seluruh karyawan yang akan masuk kerja harus mengikuti rapid test terlebih dahulu.

Rapid test terhadap 1.900-an karyawan itu dilakukan selama tiga hari. ”Karyawan yang hasil tesnya reaktif, apalagi positif, dilarang masuk area pabrik dan harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Busyro menjelaskan, penghentian sementara aktivitas pabrik dilakukan dengan harapan perusahaan yang berlokasi di Jalan Raya Sumenep-Pamekasan itu dapat disterilisasi.

“Tujuannya, andaikata ada sisa virus bisa dibersihkan, sehingga saat karyawan kembali (masuk kerja) pabrik benar-benar sudah bersih, dalam arti sehat,” tandas Bupati. (*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *