SUMENEP, (TrnsMadura.com) – Problematika Bantuan PKH di Desa Poreh Kecamatan Lenteng, terus bergulir. Pasalnya, pemilik agen E Warong NR, setempat meradang dengan pernyataan pendamping PKH tanpa dasar membuat nama baik E- Warong tercoreng.
“Pernyataan pendamping PKH, itu harus logis dan mendasar dengan bukti. mereka juga patut dicurigai dengan membuat statemen pernyataan beras di ewarong saya bau apek itu mencoreng nama baik,” kata pemilik Agen E Warong NR, Desa Poreh, Anwar, kepada media ini.
Sebab, kata dia, sangat tidak logis, yang dikatakan pendamping PKH, padahal beras yang dijadikan alasan itu, bantuan beras tahun 2019, yang saat itu penyaluran bukan beras premium, melainkan beras medium.
“Pernyataan Pendamping PKH itu, beras tahun 2019 yang dijadikan alasan untuk menghasut KPM agar beralih ke Agen luar Desa, kalau 2020 harus beras premium, harusnya Pendamping bukan seperti itu, melainkan koordinasi dulu, apa yang menjadi keluhan KPM,” ungkapnya.
Padahal, jelas Anwar, selama ini KPM tidak ada yang komplin tentang semua itu dan Pendampingnya juga tidak pernah memberi tau terhadap dirinya kalau kualitas barang di agen dirinya tidak bagus bau apek.
“Ini bisa saja akal akalan pendamping PKH itu mengarahkan ke E warong lebih jauh untuk mendapatkan keuntungan disitu,
bahkan, selama ini tidak ada KPM yang komplin. hanya saja statemen pendamping sendiri menjustifikasi e warong saya.
“Cobak pendamping PKH itu berkaca pada e warong yang lain, kualitas berasnya sama,” ungkapnya.
Malah dia juga menerangkan, yang dimasalahkan KPM bukan persoalan beras. tapi tertarik sebab ada tambahan dari e warong tambahan tempe dan lainnya. “Itu yang hanya dijadika ketertarikan KPM,” jelasnya.
Dia juga menduga ada kongkalikong antara Pendamping PKH dengan E warong Luar Desa itu. sementara selama ini pendamping PKH atau KPM tidak ada koordinasi menyampaikan keluhan. “kalau memang mereka tidak puas dengan barang itu, harusnya ngasi tau, kan bisa diganti,” keluhnya.
Dia juga menduga, bahwa alasan pendamping PKH itu, hanya untuk mendapatkan keuntungan (Fi) dengan E warong lenteng barat itu, faktanya, mereka juga mengambil 10 ribu per KPM dengan alasan biaya ongkos.
“ini sudah tidak logis dan profosiaonal pendamping PKH, lalu menyalahkan, bahwa dirinya merasa bebar. kalau mengambil di E warong terdekat, kan tidak harus mengeluarkan biaya lagi, malah yang 10 ribu bisa dibuat beli telur, ini kan logis namanya,” tegasnya.
Pihaknya juga menyayangkan, Secara aturan, Pendamping tidak boleh mengatur, mengarahkan. Bahkan sampai mengkoordinir. “pendamping kan tugasnya mendampingi bukan mengarahkan, ini sudah diluar prosedur sebagai pendamping, ,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, pernyataan Pendamping PKH Desa Poreh, Tiwi, Membantah bahwa dirinya mengarahkan KPM ke E-warong luar Desa. “Saya tidak mengarahkan, tapi hanya masukan saja, sebab KPM tidak puas dengan barang yang disalurkan oleh Agen E-warong terdekat itu,” kilahnya.
Tiwi mengaku, bahwa, KPM sudah satu bulan lalu mau beralih mengambil ke agen luar. “ini kan pasar bebas agar KPM puas mau ngambil dimana saja. bahkan rencananya KPM Poreh itu, mau ngambil ke Desa Saronggi sebab, barang berasnya Ikan Paus,” jelasnya, saat dikonfirmasi lewar Telepon genggamnya.
Sehingga, Pendamping PKH itu, mengarahkan KPM, kalau tidak puas untuk mengambil di wilayah Kecamatan Lenteng. “Saya arahkan agar tidak mengambil sampai dilintas kecamatan,”
Bahkan, Dia berkilah, alasan tidak menerima di agens terdekat itu, sebab KPM merasa tertipu dan tidak puas barang yang dikeluarkan agen poreh, dan sudah satu bulan lalu mereka stop untuk mengambil di E warong terdekat, malah memilih ke Agen lain. “Kalau berasnya bagus yang di Agen Poreh, tapi kalau dimasak nasinya bau dan apek,” ngakunya.
Ditanya pungutannya, dia menyampaikan tidak tau, hanya KPM merasa tidak puas dan tidak ada ke tranparansi harga. “Maunya KPM sendiri, sebab e Warong terdekat tidak transparan,” ungkapnya.
Terpisah, Kades Poreh, Abd. Gafur, mengatakan, agar KPM mengambil barang di agen terdekat. “Kalau tidak puas dengan barang yang diterima di ages E-Warong bisa koordinasi dengan pihak desa, kami siap memfasilitasi,” ucapnya.
Sehingga, walaupun ini pasar bebas, demi kedisiplinan masyarakat tidak harus digiring ke Desa lain, melainkan memamfaatkan di desanya sendiri, dengan program ini bisa sama sama merasakan. “Setelah saya tanyakan ke E warong Desa Poreh, berasnya premium, malah merk “Ikan Paus”, sedangkan yang agen desa lenteng barat itu berasnya merk “hiu”,” ucapnya.
Dia juga berharap, KPM jangan diarahkan ke luar Desa, demi kondisional saling sinegi dan saling memberi masukan yang positif agar tercipta keharmonisan.
“Kami minta KPM jangan dihasut, bantu program pemerintah supaya lancar, agar sesuai harapan masyarakat,” tukasnya.
(Fero/Asm/Red)


