SUMENEP, (TransMadura.com) –
Harga telur ayam melonjak di Kepulauan Sapudi, Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang dikeluhkan para pedagang toko sembako. Pasalnya, naiknya harga tersebut, agen E Warong sebagai pemicu permintaan cukup besar sebagai komoditi disediakan untuk bantuan sembako dari kemensos.
Hal itu disampaikan salah satu pedangan toko sembako, Asis, warga Desa Pancor, Palua Sapudi, mengeluhkan, naiknya harga telur dipicu adanya permintaan agen E-warong sebagai penyalur program BPNT, sebab telur sebagai komuditi utama yang disediakan.
Sehingga, harga mulai berangsur naik setelah program setelah program tersebut terus bergulir. “Telur sekarang jadi rebutan, antara E-warung dan masyarakat. Itu sudah hukum ekonomi, ketika permintaan tinggi, otomatis harga juga akan mengikuti. Jadi kalau kesimpulan saya, harga ini naik salah satu faktornya karena program BPNT,” Kata Asis, saat ditemui media ini, Senin, (2/03/20).
Naiknya harga telur, Asis awalnya menjadi bingung. Sebab, satu sisi menjadi keuntungan bagi dirinya, akan tetapi satu sisi kasihan kepada masyarakat yang kesulitan beli telur. “Kasihan masyarakat dengan naiknya harga dan masyarakat kesulitan telur ayam,” keluhnya.
Harga telur ayam, kata Asis harga telur sebelumnya sekitar Rp 1400, per butir, Namun harga pasar saat ini sekitar Rp 1600 ribu sampai Rp 1750 ribu. “Harga ditengkulak saat ini sudah mencapai Rp 1600 ribu sampai Rp 1750 ribu, cukup tinggi,” jelasnya.
Terpisah, Farida, salah satu pengunjung Pasar Kecamatan Gayam, mengatakan, saat ini mengurangi konsumsi telur untuk keluarganya, karena harganya yang terlampau mahal.
“Konsumsi telurnya dikurangi dulu, mending beli lauk pauk lainnya ketimbang beli telur yang harganya begitu mahal,” tukasnya.
(Fero/Red)


