banner 728x90
Tak Berkategori  

Harga Tembakau Merosot, Pemkab Sidak ke Petani Tidak Ada Hasilnya?


SUMENEP, (TransMadura.com) – Merosotnya harga tembakau di Sumenep, Madura, Jawa Timur terus mendapatkan sorotan. Pasalnya, pemkab setempat dinilai tidak mampu untuk menekan harga yang terus menurun.

Hal itu menyebabkan petani merugi, tidak mencukupi modal yang dikeluarkan.

banner 728x90

“Memang, pemkab melalui Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) sudah rutin turun ke lapangan (sidak) ke petani dan juga ke gudang atau pabrikan.

“Termasuk, tim lain dari pemkab. hasilnya tampaknya tak nampak bagi petani. Sebab, harga terus merosot,” kata Herman Dali Kusuma Anggota DPRD Sumenep.

Sehingga, dia menilai sidak yang dilakukan terkesan formalitas. Indikasinya, sidak, termasuk komunikasi dengan pabrikan tidak membuakan hasil. Petani malah menjerit, di mana sampai ada harga Rp 20 ribu perkilogram, bahkan ada yang sampai di bawah harga tersebut.

“Seharusnya sidak yang dilakukan memberikan efek kepada petani. Harga harusnya naik, bukan pasrah kepada gudang,” ungkapnya.

Seharusnya, sambung dia, langkah yang diambil setelah sidak dan bertemu pabrikan, membawa angin segar kepada petani. Setidaknya harga sama dengan tahun sebelumnya. “Setidaknya harga sama dengan tahun sebelumnya. Petani balik modal jika harga kayak tahun kemarin,” tuturnya.

Baca Juga :   Bendahara Puskesmas Sapeken Relakan Lepas Jabatan, Dipaksa Mundur?

Aktifis LSM GAKI (Gugus Anti Korupsi Indonesia) Farid Azziyadi. Instansi terkait seharusnya mendobrak pabrikan agar bisa membeli tembakau petani dengan harga layak. Jangan hanya sekedar melihat saat datang ke pabrikan. “Harus punya political will untuk menekan pabrikan bisa membeli harga tembakau secara layak,” tuturnya.

Bayangkan, sambung dia, dengan harga yang saat ini berlaku di masyarakat, maka menjadi miris. Sebab, dipastikan tidak bisa kembali modal, apalagi masih pinjam. “Sangat kami sesalkan. Kasihan petani yang hanya jadi korban. Harga yang dipatok saat ini tidak mencukupi biaya yang dikeluarkan,” ucapnya.

Farid juga mengungkapkan, pihak pemkab harus berani mengurai benang merah yang menyebabkan harga hancur. Termasuk bisnis rente hingga bandrol. “Pemkab harus menekan pabrikan bukan kompromi. Dan, harus bisa berpihak kepada masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga :   Diduga Skenario Plt Kapus, Bendahara Puskesmas Sapeken Buka Bukaan

Sementara Kepala Dispertahortbun Sumenep melalui Sekretaris Dispertahortbun Habe Hayat mengatakan, bahwa sudah ada upaya untuk melakukan terobosan dan harga tembakau tetap tidak berubah di gudang, terendah 32ribu.

“Terkecuali tembakau kualitas tidak masuk, namun petani tetap maksa untuk dibeli harga tidak sama. “Pihak gudang tidak memaksa dijual, bisa dibeli bukan harga 32,” ungkapanya.

Ditanya masalah permainan harga di petani oleh pengepul. dia sudah menyarankan agar petani menjual langsung ke gudang, namun setelah petani memcoba menjual ke pabrikan tidak disortir. “Memang petani jual langsung ke gudang tidak disortir. saya ditelfon pak tamsil pemiliknya, tapi bilangnya mau gimana lagi ini tembakau sudah banyak,” tukasnya

Hanya saja, dalam keterangan sebelumnya pihaknya mengklaim sudah bekerja mengawal kepentingan petani tembakau. Bahkan, ke pabrikan juga dilakukan. Bahkan, dia juga mendatangi petani tembakau di Kecamatan Lenteng, Ganding dan lainnya.

“Kami sudah bekerja, tidak diam. Dan, kami serius menangani masalah tembakau. Tidak main-main,” ungkapnya.

(Hen/Red)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *