SUMENEP, (TransMadura.com) –
KH. Moh. Shalahuddin A. Warits, M. HUM (RA Mamak) pengasuh Ponpes An-Nuqayah Guluk-Guluk sudah memunculkan sikap dari para relawan, untuk mencalonkan pada perhelatan pilkada 2020 di kabupaten Sumenep mendatang.
Hal itu terbukti dalam acara temu relawan dan loyalis bertemakan “Satukan Tekad Membangun Sumenep” di Water Park Sumenep Minggu, (15/09/2019).
Ketua Panitia relawan RA MAMAK, KH Fathul Bari mengatakan, para relawan masyarakat bawah memberikan sikap dukungan terhadap Pengasuh Ponpes An-Nuqayah Guluk Guluk,mencalonkan Bupati Sumenep periode 2020-2024.
Sikap itu dilakukan, sebab, Ra Mamak yang kini menjabat Ketua DPC PPP Sumenep, itu santer disebut bakal maju sebagai calon bupati Sumenep.
“Ra Mamak sesungguhyan tidak mau mencalonkan diri, tapi karena ada suara dan dorongan dari masyarakat bawah,” ungkapnya dalan konferensi persnya di Water Park kemarin.
Namun, hal itu bukan kemauan Ra Mamak untuk maju pada pilbup 2020 mendatang, melainkan hanya kemauan masyarakat bawah. “Akhirnya Ra Mamak pun menyambut baik keinginan kami,” ungkapnya. Ungkapnya Kiai Bari.
Menurut Kiai Bari, Ra Mamak merupakan sosok yang pantas memimpin Sumenep. Sebab, ia memiliki kapasitas keilmuan yang mumpuni serta memiliki jejaring yang luas bukan hanya di lokal Sumenep, melainkan juga di kanca nasional.
Hingga saat ini, sudah terbentuk 4 Komponen Relawan. Yakni Santri Milenial, Ustadz Kampung, Asosiasi Kepulauan dan Kordinator Kecamatan. Dengan 4 komponen tersebut, Kiai Bari optimis bisa mengusung Ra Mamak dengan maksimal.
Kiai Bari mengaku, para relawan sejauh ini masih memaksimalkan gerakan konsolidasi di daratan, sedangkan di Kepulauan masih dalam tahap konsolidasi.
“Untuk semua kecamatan yang ada di daratan sudah terbentuk semua, sedangkan kepulaun kami masih belum,” jelasnya.
Para Relawan Ra Mamak
Relawan yang sudah terbentuk tersebut, lanjut Kiai Bahri, merupakan aspirasi rakyat untuk mengusung calon pemimpin. Harapannya, partai politik dapat melihat dan menyambut aspirasi masyarakat arus bawah tersebut.
“Ini bukan gerakan politik yang biasa dari atas ke bawah melainkan dari bawah ke atas,” jelasnya.
Dalam pandangan Kiai Bari, hal ini merupakan sejarah baru politik di Kota Keris ini, mengingat lazimnya calon bupati diusung oleh beberapa partai koalisi, kemudian disuarakan ke bawah.
“Ini berbeda partai-partai politik bisa punya ketertarikan untuk berkolisi sama rakyat bukan rakyat yang diajak berkoalisi,” tegasnya.
(Red)