PAMEKASAN, (TransMadura.com) – Kebijakan membuka impor garam oleh pemerintah pusat, masih menyisakan dampak signifikan di kalangan petani lokal.
Hal itu juga diakui oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pamekasan Nurul Widiastutik. Menurutnya, meski harga garam rakyat saat ini masih berada di kisaran Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kilogram.
Namun, harga tersebut masih terdampak kebijakan impor garam.
“Kalau tak ada impor garam, petani yang diuntungkan, belum lagi jika perusahaan tersebut juga mempunyai akses ke luar daerah,” katanya minggu (06/05/2018)
Ia memaparkan, untuk menjaga stabilitas harga dan stok garam, Nurul berjanji akan melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi adanya kelangkaan garam, pihaknya akan berupaya mendorong petani agar bisa memproduksi lebih banyak garam tahun ini.
Selain itu, pihaknya juga akan menekan agar perusahaan-perusahan garam yang beroperasi.
“Permintaan pasar terhadap garam lokal juga masih tinggi, kami akan berupaya agar tidak ada yang merasa dirugikan,” pungkasnya.
Sementara itu, aktivis peduli petani garam Pamekasan, M. Rofiki MH meminta, agar pemerintah mempeprioritaskan nasib petani garam lokal. Terlebihdahulu.
“Kami harap pemerintah lebih pro terhadap petani dari pada perusahaan industri. Jangan sampai petani menjadi korban kebijakan pemerintah yang timpang,” pungkasnya.
Reporter : Imam Mahdi
Editor : Red