banner 728x90

Kabag Pemerintahan dan OTODA Pamekasan Kabur Dari Massa Aksi


PAMEKASAN,(TransMadura.com) – Sejumlah mahasiswa dan pemuda yang tergabung di Aliansi Pemuda Peduli Rakyat (ALPART) melakukan aksi ke Pemkab Kabupaten Pamekasan,Madura.19/04/2018.

Dalam hal tersebut masa aksi meminta kepada kabag pemerintahan dan otonomi daerah (OTODA) untuk mengklarifikasi dari kegiatan bagian pemerintahan dan OTODA kabupaten pamekasan anggaran tahun 2017 yang diduga banyak yang fiktif.

banner 728x90

“Sepertihalnya belanja modal pengadaan papan nama dalam kegiatan pembuatan peta desa, belanja modal pengadaan papan nama dalam pembuatan dan pemasangan papan nama tanah kas desa, pembuatan buku monografi kecamatan dan kelurahan/ desa, belanja sertifikasi dalam kegiatan sertifikasi tanah kas Desa dan kegiatan pendampingan sertifikasi tanah kas desa dan pemasangan papan nama tanah kas desa” . Abdurahrman

Baca Juga :   Dandim 0827/Sumenep Apresiasi Tradisi Haul Akbar dan Jamasan Pusaka Leluhur di Desa Aengtongtong

” Selain hal tersebut kegiatan penetapan batas wilayah kecamatan yang terkesan tidak wajar sampai menghabiskan dana Rp. 184.946.200, dan belanja cetak dan penggandaan di setiap kegiatan bagian pemerintahan OTODA anggaran 2017 di nilai tidak jelas”. Teriak Amir salah satu orator

“kami duga kegiatan penetapan batas wilayah kecamatan tahun anggaran 2017 ini tidak beres karna sampai menghabiskan dana ratusan juta lebih , makanya bagian pemerintahan dan OTODA ini takut menemui kami, ini sudah cukup jelas bahwa mereka takut” ucapnya.

Abdurrahman selaku korlap aksi menuntut agar kabag pemerintahan dan OTODA kabupaten pamekasan diberhentikan dengan alasan bahwa setelah dilakukan pengkajian secara mendalam , kegiatan bagian pemerintahan dan OTODA kabupaten pamekasan tahun 2017 tidak efektif , abal-abal dan diduga banyak yang fiktif .

Baca Juga :   Kades Rombiye Timur Dapat Penghargaan SMSI Award 2025 Desa Inovatif

Lebih lanjut Abdurrahman menyampaikan bahwa dirinya kecewa karena kabag yang bersangkutan tidak menemui massa aksi, sehingga dirinya terpaksa masuk ke kantor kabag Pemerintahan dan OTODA untuk mengatahui ada atau tidaknya.

“Kami kecewa karena kabag yang bersangkutan tidak menemui kami, dan yang di sayangkan ketika para pegawai kabur dari massa aksi, mereka lebih memilih menutup kantor nya. Maka kami akan melaporkan kepada pihak yang berwajib”.Tutupnya.

Reporter : Basri

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *