SUMENEP, Transmadura.com) – Melalui Komunikasi sosial (Komsos) Inovasi-inovasi dapat diakomodir oleh pihak-pihak terkait yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sosial di tengah warga binaanya, baik itu kelompok masyarakat, organisasi, institusi pemerintah dan institusi lain (lembaga-lembaga sekolah) yang dapat mengambil bagian dalam mengatasi setiap permasalahan sosial di masyarakat, kedepan akan terwujud keamanan dan kenyamanan bersama.
Danramil 0827/21 Ra’as Kapten Inf. Heri Suharminto mengatakan bahwa Babinsa (Bintara Pembina Desa) di katakan profesional dalam menjalankan tugasnya adalah ketika dia mampu menguasai wilayah binaannya. Sedangkan untuk menuju dan melangkah demi mencapai hal tersebut masing-masing Babinsa harus bekerja keras, ulet, aktif di wilayah bahkan kadang kala harus rela mengorbankan waktu disaat – saat harusnya berkumpul dengan keluarga.
Seperti yang dilaksanakan anggota saya ini, Sertu Lakarim Babinsa Desa Ketupat, Dusun Karanji, Kecamatan Ra’as, Kabupaten Sumenep. Madura-Jawa Timur, saat ini bliau sangat fokus dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Pembina Desa yang mana saat ini sedang melaksanakan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan warga binaanya. Kamis, (14/12/2017).
Yang dilakukan Sertu Lakarim adalah salah satu cara dia untuk menguasai wilayah binaan dengan cara komsos. Selain memberikan saran-saran dan penekanan, pada kegiatan tersebut (komsos) Sertu Lakarim juga dapat menyerap semua informasi, kegiatan, kejadian di wilayah binaan, “komsos adalah ajang untuk mengumpulkan informasi”. Jelas Danramil 0827/21 Ra’as Kapten Inf. Heri Suharminto.
Dalam pembahasan komsos, Sertu Lakarim ini menyampikan beberapa hal kepada warga masyarakat binaanya yang mana,
– Menyampaikan kepada ketua RW kalau keamanan ketertiban bukan hanya tanggung jawab Babinsa dan Babinkamtibmas, melainkan kewajiban kita bersama.
– Mengingatkan kembali kepada semua warga binaan saya agar tetap waspada tentang perubahan cuaca yang saat ini sudah memasuki musim penghujan dan disertai angin yang kencang.
– Musim hujan telah tiba dan menghimbau kepada warga masyarakat segera melaksanakan penanaman padi atau jagung di lahan atau sawah masing – masing.
Implementasi yang paling penting adalah pembangunan non fisik yaitu pemahaman tentang pentingnya “komunikasi” dan cara “berinteraksi” antara masyarakat dengan intitusi terkait sehingga akan terjadi kesejahteraan yang diharapkan.
“Kegiatan ini diwujudkan dan diimplementasikan dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam suatu sistem sosial yang ada lingkungan warga binaan dan untuk mengurangi gesekan-gesekan dimasyarakat,” Pungkas Sertu Lakarim. (Man/red)
