SUMENEP, (Transmadura.com) – Perwira seksi teritorial Kodim (Pasiterdim) 0827/Sumenep Kapten Inf. Suratman menjelaskan bahwa pengalaman telah membuktikan kepada kita bahwa gangguan pada ketahanan pangan seperti meroketnya kenaikan harga beras pada waktu krisis ekonomi pada tahun 1997/1998, yang berkembang menjadi krisis multidimensi, telah memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.
Dengan pertimbangan mengantisipasi permasalahan krisis pangan tersebut di atas maka kebijaksanaan pangan nasional harus dapat mengakomodasikan dan menyeimbangkan antara aspek penawaran atau produksi dan permintaan.
Untuk itulah, tidak salah apabila Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat, dengan cara menggandeng TNI dalam hal ini Babinsa guna melaksanakan kegiatan pendampingan supaya produksi dalam negeri dimasing-masing wilayah dapat mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional.
Dilapangan sudah di buktikan, peran aktif pendampingan kepada petani oleh Babinsa Koramil kangean, Kodim 0827/Sumenep Sertu Suwaji, yang mana saat ini beliau membantu kelompok tani (Poktan) warga binaan mengolah sawah milik Bapak Samsuri dengan menggunakan handtraktor.
Di Dusun Aeng Parao, Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, Madura-Jawa Timur, Bapak Samsuri bertempat tinggal.
Selasa, (5/12/2017).
Sertu Suwaji Babinsa Koramil 0827/18 Kangean menjelaskan Pengolahan menggunakan Traktor adalah cara pengolahan lahan baru yang dapat membantu petani untuk menyuburkan tanah yang akan ditanami benih padi, karena dengan sistim Traktor ini akan mengubah sifat fisik tanah agar lapisan atas yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Pada era dulu petani mengerjakan ini dengan menggunakan hewan seperti sapi/kerbau sebagai penarik bajaknya.
Sebagai kebutuhan dasar seperti yang di sampaikan Danramil 18/Kangean Kapten Inf. zakariah yang mana kebutuhan pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi.
Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu, kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional. “Pungkas Danramil. (Man/red)