banner 728x90

Robot Hidrolik dan Alat Ukur Kesuburan Tanah Di Ciptakan Oleh Santri PONPES Mabaul Ulum


PAMEKASAN, (Transmadura.com) – Anak pesantren bukan hanya pintar mengaji kitab atau pandai berdiskusi seputar keagamaan. Tetapi mereka juga punya karya di bidang teknologi. Itulah yang terlihat dalam Pamekasan School Fair 2017.

Tema yang diangkat peserta Pamekasan School Fair 2017 kali ini sedikit berbeda dari tahun lalu. Jika pada 2016 mengangkat tema tentang pengolahan sampah, kali ini spiritnya lebih pada teknologi.

banner 728x90

Beberapa sekolah menampilkan karya di bidang sains, fisika, dan biologi. Yang lebih menarik, peserta yang menampilkan robotika tidak hanya dari sekolah umum. Tetapi kebanyakan malah dari pondok pesantren di Kota Gerbang Salam.

MA Miftahul Ulum Bettet, misalnya, menampilkan robot dan jembatan hidrolik. Robot hidrolik ini terbuat dari stik es krim, selang air kecil, dan alat suntik. Karena robot ini hanya miniatur, barang yang bisa diangkat hanya yang berukuran kecil dan ringan.

Lain halnya dengan siswa SMK Mambaul Ulum Bata-Bata. Mereka juga menampilkan karya berbasis pada kemajuan teknologi. Bedanya, karya yang dipamerkan lebih pada kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Baca Juga :   Diduga Gelapkan 10 Unit Mobil dan 1 Sepeda Motor, Warga Pamekasan Dipolisikan

Di stan ini, tersedia tandon otomatis. Ada minitur tandon yang dipamerkan. Saat diisi air dan sudah sampai di batas garis, aliran air otomatis berhenti. Begitu juga ketika tandon itu kosong, mesin pompa air otomatis menyala.

Sekolah ini juga memamerkan aplikasi remot lampu berbasis android. Tampilan ini sekaligus menjadi bukti bahwa meski santri tidak punya android, mereka bisa membuat aplikasi untuk alat komunikasi tersebut.

Di dalam aplikasi itu tersedia banyak tombol. Ada tombol menghidupkan dan mematikan lampu.

Yang tak kalah menarik, siswa yang bermukim di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata ini juga punya alat mendeteksi kesuburan tanah. Alat tersebut menggunakan lampu. Ketika tanah subur, lampu akan terang menyala. Ketika tanah tidak subur, lampu akan terlihat redup.

Alat-alat itu diolah oleh siswa menjadi sesuatu yang lebih bermakna. Kesuburan tanah bisa ditentukan oleh unsur hara. Berdasarkan keterangan laman Wikipedia, zat hara adalah bermacam-macam mineral dalam tanah yang dibutuhkan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis.

Baca Juga :   Kades Rombiye Timur Dapat Penghargaan SMSI Award 2025 Desa Inovatif

Zat hara juga merupakan sari makanan dalam bentuk cair. Mineral tersebut berupa cairan yang dapat diserap akar untuk disalurkan ke zat hijau daun. Mereka mempelajari itu semua dari tiga materi pelajaran. Yakni, pelajaran elektro, biologi, dan fisika.

”Jembatan hidrolik ini di Indonesia belum ada. Adanya hanya miniatur. Tapi kalau di luar negeri sudah ada yang menggunakan jembatan ini,” ujar Soleh Kosim, siswa Kelas XII IPA/A MA Miftahul Ulum Better di stannya kemarin (25/10).

”Saat belajar membuat aplikasi, kami pinjam handphone android milik guru. Jadi kami menggunakannya di sekolah saja,” ujar Abd. Hamid Badri, siswa kelas XII SMK Mambatul Ulum Bata-Bata.

”Kalau tanah tidak subur, kami juga punya pupuk cair yang bisa membuat tanah menjadi subur,” terangnya. Tiga jenis bahan dasar pupuk cair itu, yakni, air dari cucian beras, sisa air kelapa, dan barang yang manis seperti gula dan tebu.

”Masyarakat yang mau pesan alat-alat ini, kami bisa melayani,” tukasnya. (Red)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *