Transmadura.com, Sumenep — Dari Hasil tes urin yang dilakukan kepada 75 warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIb Sumenep, Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa, 4 Juni 2017.
75 warga binaan yang dites urine itu merupakan tahanan dan juga nara pidana (Napi) khusus narkoba, dan sebelum pelaksanaan tes urin, semua ruangan BNNK, Polri dan juga TNI lakukan penggeledahan disemua ruangan binaan.
Dari Hasil penggeledahan, tidak satupun ditemukan ada barang berbahaya termasuk narkoba. Kemudian tahanan dan juga napi dibawa ke ruang bengkel kerja (Bengker) yang ada disebelah timur ruang tahanan untuk dites urine secara bergantian.
Berdasarkan hasil tes urine Bambang Sutrisno Kepala BNNK menjelaslan, terdapat dua warga binaan rutan kelas II B yang positif. Keduanya yakni HS dan TH yang saat ini masih berusia dibawah umur.
“Ada dua yang positif HS dan TH, namun bukan narkoba melainkan tadi pagi mengkonsumsi obat-obatan, katanya disela – sela acara, Selasa, 3 Juli 2017.
Menurutnya, dua jenis obat yang dikonsumsi dua napi itu merupakan jenis Amoxicillin dan Asam Mefenamat. Keduanya merupakan obat nyeri dan penenang yang diberi oleh tim medis Rutan Kelas II B.
Saat ini obat itu telah kami sita, kami harap agar tidak menggunakan dua jenis obat itu jika tidak dalam keadaan terpaksa. Karena ada jenis obat yang mengandaung narkoba, jelasnya.
Bambang menyarankan agar Kepala Rutan rutin melakukan pemeriksaan atau penggeledahan setiap saat. Itu untuk mencegah masuknya narkoba ke dalam rutan. Selain itu memperketat pengawasan dan pemeriksaan setiap keluarga pengunjung, tegasnya.
Kepala Rutan Kelas II B Sumenep Ketut Akbar Herry Achjar membenarkan hal itu. Namun dua warga binaan itu bukan positif narkoba melainkan karena obat-obatan.
Kemarin ada petugas medis dari Puskesmas Pamolokan semua yang sakit deperiksa dan diberi obat-obatan. Alahmadullah bukan positif karena narkoba melainkan karena mengkonsumsi obnat tadi malam, jelasnya.
Sementara untuk mencegah masuknya narkoba, pihaknya telah mengantisipasi sedini mungkin termasuk melakukan pemeriksaan secara mendadak kepada warga binaan, dan juga melakukan pemeriksaan secara intensif kepada pengunjung.
Namun demikian, pria asal Banyuwangi itu mengakui semaksimal mungkin sistem yang dibangun di Rutan masih kalah gesit kepada warga binaan. Dengan begitu maka Ketut berharap agar semua warga binaan untuk menjaga nama baik Rutan. Pendekatan itu dilakukan dengan cara persuasive. Kalau soal strategi pasti kami kalah sama warga binaan, kami harap jangan main kucing-kucingan dan jagalah nama baik rutan, tegasnya. (Asm/hy)