banner 728x90
Tak Berkategori  

Bangunan Proyek Pasar Bangkal Mangkrak, Investor Diduga Tak Punya Modal


SUMENEP, (TransMadura.com).
Pembangunan pasar bangkal yang dikelola Desa Pangarangan Kecamatan Kota, Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang disupkontrakkan ke PT Ika Cipta Karya Mandiri sampai saat ini masih mangkrak.

Pasalnya, mangkraknya bangunan pasar tersebut disinyalir sepi peminat atau pembeli los toko dan lapak, dengan harga tinggi yang tidak sesuai dengan pendapatan pedagang.

banner 728x90

Ketua Paguyuban Pasar Bangkal dan Polowijo, Slamet mengatakan, sepinya peminat atau pembeli los toko dan lapak itu, terkendala harga yang ditetapkan oleh PT. Ika Cipta Karya Mandiri sebagai pelaksana proyek pembangunan yang ditunjuk oleh desa Pangarangan cukup tinggi.

“Membandrol harga dan Dana Persekot (DP) cukup memberatkan para pedagang kecil pasar bangkal pada umumnya,” katanya, rabu, (11/4/2019).

Dia merasa keberatan dengan harga DP yang ditawarkan pihak PT. Ika Cipta Karya Mandiri yang disampaikan saat sosialisasi pembangunan pasar bangkal sekitar 6 bulan yang lalu dibalai desa Pangarangan.

Harga toko, Dia mengaku dengan luas sekitar 3×3 meter pada awalnya dibandrol dengan harga Rp.150, juta Sedangkan Lapak dengan luas sekitar 2×3 meter dibandrol dengan harga Rp.70 juta DP 50 persen.

Baca Juga :   Bendahara Puskesmas Sapeken Relakan Lepas Jabatan, Dipaksa Mundur?

Namun, setelah terjadi tawar menawar, akhirnya pihak PT. Menetapkan harga toko turun menjadi Rp.140 juta. Dengan DP 35 persen.

“Dengan harga seperti itupun kami sebagai pedagang kecil merasa tidak sanggup untuk membelinya, karena kami adalah pedagang kecil yang perekonomiannya sangat lemah,” ungkapnya.

Ironisnya, DP 35 persen itu, harus dibayar sebelum bangunan itu berdiri. Dan hal ini menjadi alasan utama kami menolak membeli toko dan Lapak tersebut.

“Dan saat sosialisasi keberatan sudah kami sampaikan secara langsung kepada Dirut PT. Ika Cipta Karya Mandiri,” terangnya.

Slamet menjelaskan, yang menjadi beban pikiran kami selama ini, sebelum bangunan selesai sudah mintak DP. “Apa memang investor ini tidak punya modal, Belum apa-apa kok sudah minta DP. ini kan ironis sekali. Kalau begitu, mau bangun modalnya ngambil dari pedagang duluan.” Lanjut Slamet.

Slamet, juga menerangkan bahwa masa lama waktu pekerjaan itu kurang lebih 10 bulan dihitung dari peletakan batu pertama. Yakni, sekitar 6 bulan yang lalu.

Sementara pekerjaan proyek pembangunan pasar sampai saat ini masih belum jelas dilanjutkan atau tidak. Sedangkan para pedagang saat ini diminta menempati tempat penampungan sementara (TPS).

Baca Juga :   Diduga Skenario Plt Kapus, Bendahara Puskesmas Sapeken Buka Bukaan

Sedangkan penjual pelapak yang awalnya menepati lokasi dalam pasar Bangkal, saat ini mereka menempati TPS dilapangan giling. Namun bagi para pedagang yang awalnya menempati Toko disebelah barat pasar. Namun saat ini menempati TPS disepanjang ruas jalan depan pasar bangkal.

“Jika turun hujan selain kumuh karena air yang menggenang, Para pedagang banyak mengeluhkan tentang keamanan pelanggan yang khawatir tersenggol pengguna jalan. Karena pada jam tertentu lokasi itu sangat padat pengendara,” keluhnya.

Slamet berharap kepada pemerintah kabupaten sumenep, agar bisa turun tangan mengatasi nasib para pedagang di pasar bangkal. Agar pembangunan ini dapat segera diselesaikan. ”

Kami berharap harga yang murah dan seminimal mungkin dan diusahakan tanpa DP, seperti pasar-pasar yang sebelumnya dibangun oleh investor seperti pasar Induk (Pasar Anom Baru),” tukasnya.

Sampai berita ini diturunkan, Kepala Desa pangarangan saat mau dikonfirmasi melalui sambungan telepon genggamnya belum merespon, kedengaran nada tidak aktif. (Hen/Red)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *