Tak Berkategori  

AMOS Belajar Wisata di Malang, Referensi Untuk Kabupaten Sumenep

SUMENEP, (TransMadura.com) –
Inovasi Desa di Kabupaten Sumenep, belum tampak terlihat nyata. Padahal, dengan anggaran dikucurkan pemerintah pusat cukup besar yang direalisasaikan dalam program Dana Desa (DD).

Namun, Inovasi Desa di Sumenep, belum dilakukan untuk meningkatkan roda perekonomian dengan memamfaatkan kekayaan wisata yang ada di kabupaten sumenep. Sehingga, desa harusnya ada peran aktif untuk membantu program pemerintah Sumenep Visit year 2018.

Dengan hal tersebut, Untuk menjadi referensi masyarakat sumenep.
Para jurnalis yang tergabung dalam Asosiasi Media online Sumenep (Amos) melakukan belajar wisata ke Kabupaten Malang lewat safari jurnalistik, Jumat – Senin (21-24 Desember 2018) lalu.

Dari hasil Safari Para Media online lokal, regional hingga nasional yang tergabung dalam naungan Amos membawa beberapa rekomendasi prihal pengelolaan wisata untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Ketua Amos Ahmadi Muni mengakatan, Strategi Pengelolaan Wisata yang ada ujung timur pulau Madura ini sebagai the soul of Madura di bidang pariwisata, ternyata tidak cukup hanya memiliki jargon.

Harusnya lebih memahami potensi alam sebelum dikelola sebagai destinasi wisata. Serta, Pemerintah setempat perlu merumuskan strategi pengelolaan sejumlah kawasan pariwisata, baik untuk wisata religi maupun wisata pantai.

“Mengkaji potensi wisata, merumuskan strategi pengelolaan kawasan wisata, harus didahulukan sebelum melangkah lebih jauh. Sumemep kaya akan potensi wisata, namun harus diakui, kita masih sangat minim prihal keseriusan pengelolaan,” katanya dalam keterangan resminya, Kamis (27/12/2018).

Lanjut Ahmadi, dalam kesimpulan sederhana, berkenaan dengan peningkatan keyamanan terhadap wisatawan, pemberdayaan penduduk lokal untuk terlibat langsung, serta infrastruktur dan transportasi yang memadai.

“Berwisata itu untuk hiburan, makanya kenyamanan tempat wisata bagi pengunjung perlu benar benar diperhatikan, pemberdayaan penduduk sekitar wisata juga perlu dilibatkan secara langsung, termasuk memperhatikan infrastruktur dan akses transportasi,” terangnya.

Selain itu katanya, Dalam kunjungan Safari jurnalistik Amos, untuk memberikan inspiratif, satu contoh ke Desa Pujon Kidul, Malang, dengan inovasi desa wisata yang sukses, pemamfaatan alam untuk dijadikan wisata dengan branding sederhana tapi bisa menarik wisatawan luar.

“Kelompok Sadar Wisata Jadi Corong Pariwisata di Kabupaten Malang, pariwisata berbasis masyarakat tumbuh subur, semua itu tidak lepas dari peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang menjadi lahirnya wisata di tingkat pedesaan.

Karena yang bisa dikembangkan Pokdarwis tidak saja terfokus pada destinasi alam, potensi lain yang dimilkiki setiap desa bisa turut dikembankan. Baik sektor kuliner, handcraft, seni budaya dan lainnya yang bisa menjadi ikon wisata.

Untuk itu, dampak positif dari kunjungan wisata tentunya akan dirasakan langsung masyarakat, seperti harapannya, Pokdarwis bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat pemanfaatan produk lokal yang bisa dijual untuk pengunjung.

“Dengan menjadikan Pokdarwis sebagai corong pariwisata, pemberian peran terhadap penduduk lokal akan sangat efektif, dengan itu pula, sumber daya manusia (SDM) akan tertata, destinasi, kuliner hingga buah tangan (oleh oleh) khas wisata, sehingga bukan hanya sektor wisata yang hidup, potensi lain seperti perdagangan perindustrian sampai pertanian akan terberdayakan,” imbuh Ahmadi.

Sarana Promosi
Namun, yang tidak kalah penting dalam pengelolaan destinasi wisata, adalah peran media sosial, dengan dunia semakin tanpa batas, pendekatan technologi menjadi sarana penghubung yang cukup efentif.

“Informasi di Medsos bersifat real time dan cukup besar pengaruhnya di dunia yang serba digital ini, itu sebabnya Pemerintah Sumenep perlu menjadikan media sosial sebagai sarana promosi pariwisata, pendekatan technologi dinilai efentik, murah dan tetap sasaran, khususnya untuk menyasar kaum muda,” tandasnya. (Asm/Red)

Exit mobile version