SUMENEP, (TransMadura.com) –
Perencanaan proyek drainase/ saluran air kali patrean untuk meminimalisir pengurang banjir, Dinas PU Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya Cipta Karya Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dinilai copy paste. Buktinya, dengan kondisi yang ada sudah dianggap gagal perencanaan.
Hal ini disampaikan Anggota Komisi III DPRD Sumenep, H Joni Widiarso kepada sejumlah media, bahwa perencanaan pembangunan Drainase di kali patrean Desa Pangarangan itu, tidak melihat kondisi air yang ada, bagaimana kondisi air, dan menghitung kondisi air tergenang berapa jam atau detik. “Itu menurut saya hanya bom bastis untuk mengurangi banjir, namun mamfaat belum tentu dirasakan nantinya,” katanya.
Politisi Gerindra ini, meyakini atau memperediksi, kalau anggaran Rp3 miliar lebih itu, akan terbuang dengan sia-sia. “kami akan mengusulkan kepada ketua akan mengevaluasi total anggaran 2018 dan tidak ada anggaran lagi di 2018 dan ini tidak dimasukkan 2019.
Misalnya, lanjutnya Wiwit, ada beberapa proyek itu gagal atau putus kontrak tidak masuk lagi anggaran 2019, kalau dimasukkan lagi saya selaku komisi III yang akan mencoret, sebab ini namanya produk gagal,” tegasnya.
Ia berharap, uang rakyat sebesar itu agar dipergunakan sebaik baiknya dan sesuai dengan tujuan yang ada, jangan hanya mencari sensasi, bahwa dinas PU Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya dengan anggaran yang besar bisa mengurangi banjir. “Namun kenyataannya kita lihat pada saat banjir, kalau dilokasi itu berkurang PU Cipta Karya sukses, kalau tidak berkurang berarti tidak sukses,” jelasnya.
Namun begitu, pada lokasi berbeda pekerjaan saluran drainase pada melakukan cek ketinggian air, dan saat melakukan tembakan cuaca tidak memungkinkan empat sampai lima kali ditembak untuk melihat ketinggian untuk benar benar kebelakang dan posisi drainase seharusnya sampai kali patrean, tapi nyatanya hanya separuh,
Bahkan, pada waktu itu sempat ada protes dari masyarakat kalau tidak sampai selesai ditutup saja. sebab jalan dan kondisinya tidak memungkinkan.
Sementara juga bangunan drainase arah di jalan Jati Mas Desa Pangarangan, Kecamatan Kota Sumenep itu, ada kejanggalan sebab renovasi sungai tidak sesuai dengan galian yang ada.
“Perencanaanya saat itu seperti apa, dan ngambil kordinat dari mana dan ngambil MC nol dari mana, dua duanya dari koramil kota ketimur dijadikan salah satu untuk mengurangi banjir diwilayah itu.
Saya kira tidak akan terjadi untuk pengurangan karena kondisi saat ini tumpang tindih, galian terlalu dalam dengan kondisi sungai yang ada lebih tinggi sungai dari pada saluran air. sungai pasti akan mengalir kehulu dan akan terjadi genangan,” ucapnya.

Sementara Kabid Penataan Bangunan dan Lingkungan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya Sumenep, Sutrisno, bembantah dengan tudingan tersebut, memang disebelah timur lebih tinggi, namun, kata tris nantinya akan dikeruk 70 cm lagi. ” bisa dilihat saja nanti kalau hujan,” jelasnya dengan singkat. Kamis (4/10/2018).
Menurutnya, orang-orang hanya bisa memperkirakan, padahal diujung sebelah timur sudah dikerjakan normalisasi dan masih tarap pengerjaan,” Ini masih 15 nopember batas kontrak pengerjaan dan pasti akan selesai, kalau tidak kan akan dikena denda perhari,” singkatnya. (Red)