Dandim 0827 Sumenep Dampingi Kunjungan Kerja Menteri Kemaritiman

Transmadura.com, Sumenep –
Komandan Kodim (Dandim) 0827 Sumenep Letkol Inf Budi Santosa, S,Sos selaku Unsur Forpimda bersama Bupati Sumenep  Dr. KH. A. Busyro Karim M,Si dan unsur Forpimda lainya mendampingi kegiatan  Kunjungan kerja Menteri Kemaritiman RI Bapak Luhut Binsar Panjaitan  di wilayah Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep dalam rangka Kunjungan Kerja di Wilayah Madura termasuk di Kabupaten Sumenep , Rabu (30/8/2017).

Menko Bidang Kemaritiman RI, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan beserta rombongan Landing di Bandara Trunojoyo Sumenep Jl. Raya By Pass Desa Pabian Kec. Kota Kab. Sumenep disambut oleh Forpimda Sumenep, selanjutnya menuju lokasi Pegaraman Sumenep 1 PT. Garam Sumenep Madura (Persero), Alamat Jl. Adi Sucipto No.1 Desa Karanganyar Kec. Kalianget Kab. Sumenep, Jawa Timur.

Dalam sambutan yang di sampaikan pada acara dialog dengan petani garam, Menko Bidang Kemaritiman RI, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan Luas lahan garam yang dimiliki RI lebih dari 46 ribu hektare (ha) di seluruh Indonesia. Sehingga di tahun 2019 diharapkan Indonesia bisa swasembada garam dan  Luas lahan garam ini tidak hanya akan di kelola oleh pemerintah saja dalam hal ini PT Garam (Persero),  tapi juga akan diberikan untuk dikelola oleh swasta hingga masyarakat bisa ikut memproduksi garam dengan target 100 ton per hektare.

Dalam kesempatan itupula Menteri Koordinator Kemaritiman, menginginkan Indonesia bisa swasembada garam pada 2019 mendatang. “Swasembada garam, kita ingin lebih cepat lagi. Kalau bisa 2019,” hal ini menurutnya bisa dikejar dengan memaksimalkan potensi lahan garam yang saat ini sudah ada maupun yang belum dioptimalkan, ada 46 ribu hektare (ha) lahan garam yang tersebar di seluruh Indonesia. “Jadi luas lahan garam kita yang diiventarisasi, ternyata ada 46 ribu hektare, lebih besar dari yang kita lihat. Tadi dari masalah pertanahan, kita mau selesaikan dulu lahan-lahan yang belum selesai ditangani, nah itu kelihatannya bisa. Nah kalau itu bisa selesai tahun ini, kita bisa selesai (swasembada) 2019,”

Jika persoalan lahan sudah beres, maka yang perlu dilakukan selanjutnya yakni menerapkan teknologi yang sudah dikembangkan untuk memproduksi garam. Proses ekstensifikasi lahan diharapkan selesai tahun depan. 46 ribu ha lahan itu mencakup jumlah eksisting dan yang belum diekstensifikasi. Jumlah ini pun masih bisa bertambah, seperti diketahui, salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia belum mampu swasembada garam adalah soal ketersediaan lahan tambak yang masih terbatas. Meskipun Indonesia memiliki wilayah lautan yang luas, namun tidak seluruh dari lahan pesisir dapat digunakan sebagai lahan tambak garam.

Sejauh ini pemerintah menyasar tiga provinsi di luar Jawa untuk melakukan ekstensifikasi atau perluasan lahan untuk mendorong produksi garam nasional. Selain melakukan upaya ekstensifikasi, pemerintah juga melakukan intensifikasi untuk meningkatkan produksi garam di sentra-sentra garam eksisting di pantai utara Jawa (pantura) hingga Pulau Madura dan sebulan yang lalu presiden mengintruksikan kepada saya, Presiden ingin petani garam jangan sampai dirugikan, Para petani harus masuk sebagai petani modern dan Pemerintah tidak akan mengambil untung dari rakyat. Jelasnya.‎

‎Kunjungan Menko Bidang Kemaritiman RI ke kab. Sumenep merupakan agenda pemerintah dalam rangkan peningkatan swasembada garam di Madura khususnya di Sumenep. Pungkasnya.‎ (Asm/irwan)

Exit mobile version