SUMENEP, (TransMadura.com) –
Beras oplosan yang digerebek Polres Sumenep di Gudang UD. Yudatama yang diduga berada di bawah naungan Affan Grup, di Jalan merpati 3A Desa Pamolokan, Kecamatan Kota Sumenep pada waktu lalu.
Polisi yang telah mengamankan 10 ton beras merk “Ikan Lele Super” hasil oplosan yang siap diselundupkan ke pulau Giligenting untuk bantaun sembako dengan mobil truk. Namun hal itu digagalkan oleh satuan Reskrim polres setempat.
Namun, mengejutkan, harusnya barang tersebut tidak nyampek ke KPM bantuan sembako. Faktanya, beras merk ‘Ikan Lele Super’ yang dimaksud sudah dua bulan terdistribusi.
Hal itu disampaikan, warga Desa Banbaru, Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Sumenep, Sahrul Gunawan (43). Merasa waswan atas beras yang diterimanya. “Kami agak ragu, mengkomsumsi beras ini. karena bermerk sama dengan beras oplosan yang diamankan polisi hendak didistribusikan ke Kecamatan Giligenting ini,” katanya. Minggu (8/3/2020).
Pulau dengan penghuni lebih dari 10 ribu jiwa tersebut, terdapat empat desa yaitu Desa Banbaru, Jate, Banmaleng dan Desa Lombang. Berdasarkan informasi, belakangan ini warga dibuat resah dengan beredarnya kabar beras yang berdasarkan temuan tim Kepolisian Resort Sumenep merupakan beras oplosan yang belum bisa dipastikan keamanannya, karena masih dalam proses uji laboratorium.
Apalagi, lanjut Sahrul, sampai hari ini pihak kepolisian belum ada klarifikasi terkait hasil uji lab tentang keamanan beras merk ‘Ikan Lele Super’ itu.
“Jujur, saya masih melarang istri untuk menanak beras tersebut hingga hari ini. Kebutuhan sembako sehari hari kami cukupi dengan membeli di warung tetangga,” imbuhnya.
Hal serupa disampaikan KPM lain di Desa Jate, yang juga merasa khawatir akan keamanan beras yang telah didapatkan dari bantuan pemerintah itu.
“Kabar beras oplosan itu sudah tersebar mas, masyarakat tahu semua. Makanya kita masih waswas, kalau bisa ganti merk beras lain lah,” pinta perempuan beranak dua yang enggan disebut namanya.
Pembenaran juga disampaikan Agen e-Warong, ‘Iril Jaya’ di Desa Banbaru, Berdasarkan keterangan Ifrayim (38), selaku pihak pengelola menyebut, beras merk ‘Ikan Lele Super’ sudah terdistribusi selama tiga bulan.
“Sekitar 150 KPM telah menerima beras merk ‘Ikan Lele Super’ ini, mulai dari Januari-Februari, untuk yang bulan Maret mulai kemarin hingga hari ini,” sebutnya. Senin (9/3/2020).
Di Desa Banbaru sendiri, kata Ifrayim, terdapat dua e-warung yang melayani KPM, selain miliknya satu agen lain adalah e-warung ‘Nabila’, milik Hj. Nur Aida.
“E-warung saya melayani 150-an KPM, sementara e-warung Nabila sekitar 100-an, kita satu jalur ngambil beras ke suplier Koperasi Toko Sahabat Makmur Bersama, yang berlokasi di jalan Kamboja, No 11, Pajagalan Sumenep,” sebutnya.
Di Desa lain, sepengetahuan Ifrayim, seperti Desa Jate dan Banmaling, masih di jalur yang sama, yaitu mendatangkan beras dari suplier Toko Sahabat Makmur Bersama.
“E-warung ‘Makmur Jaya’ desa Banmaling itu 240-an KPM, untuk agen ‘Dua Saudara’ yang ada di desa Jate, penerimanya berjumlah 225, tiga desa ini, ngambil ke suplier yang sama,” imbuhnya.
Sebelumnya. Kapolres Sumenep, AKBP Deddy Supriadi melalui Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti mengatakan, perihal penanganan kasus OTT gudang UD Yudatama Art yang diduga berada di bawah naungan Affan Grup, di Jalan merpati 3A Desa Pamolokan, Kecamatan Kota Sumenep itu, sudah dalam proses pemeriksaan saksi ahli.
“Kita saat ini sedang dalam proses pemeriksaan saksi ahli, juga kita menunggu hasil laboratorium, mudah mudahan dalam waktu dekat sudah keluar semua untuk melakukan gelar perkara,” terangnya.
Mantan Kapolsek Sumenep Kota ini menambahkan, terkait informasi sudah terdistribusinya beras merk ‘Ikan Lele Super’ di beberapa desa di Kecamatan Giligenting, AKP Widi berjanji untuk segera berkoordinasi memastikan kabar tersebut.
“Soal informasi beras merk itu sudah terdistribusi di Giligenting, nanti kita akan cek kebenarannya. Kita akan koordinasikan dengan Satreskrim dan Polsek setempat. Jangan main main dengan bantuan untuk masyarakat miskin, kasihan mereka,” paparnya.
Untuk diketahui, Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Sumenep, Madura, Jawa Timur, membongkar dugaan suplier ‘nakal’ beras Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau program sembako. Rabu (26/2/2020), sekitar pukul 17.00 WIB.
Kemudian, Jum’at (28/2/2020) pagi, polisi merilis hasil tangkapannya ke publik lewat konferensi pers langsung dari gudang yang diduga kuat mengoplos beras Bulog dengan beras petani tersebut.
Selanjutnya, beras oplosan itu dikemas dalam kantong berukuran 5 kg berbagai merk, yang seolah olah kualitas premium dengan sasaran distribusi pulau Giligenting.
Dalam keterangannya, Kasatreskrim Polres Sumenep, AKP Oscar Stefanus Setjo menjelaskan, polisi belum menetapkan tersangka dari kasus operasi tangkap tangan (OTT) tersebut.
“Kita masih dalam proses pemeriksaan, semua saya periksa sebagai saksi, belum ada yang jadi tersangka,” sebutnya. Sabtu (29/2/2020) lalu.
Suplier nakal tersebut, diduga melanggar undang undang perlindungan konsumen pasal 62, kemudian undang undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan, UU nomor 7 tahun 2014 tentang perdagangan.
“Kelima orang ini, baru patut diduga melanggar UU perlindungan konsumen, UU pangan dan UU perdagangan, masih sebagai saksi tidak dilakukan penahanan. Kami masih menunggu hasil penelitiannya, apakah cairan yang dicampurkan itu berbahaya atau tidak,” imbuhnya.
Disinggung mengenai alat bukti yang saat ini dikantongi Kepolisian Resort Sumenep, Oscar menyebut baru memiliki satu alat bukti. “Kami (penyidik,red) belum memiliki dua alat bukti, sementara baru satu alat bukti yaitu keterangan saksi,” kata dia.
Ditambahkan Kapolres Sumenep, AKBP Deddy Supriadi, pelaku usaha juga menyemprotkan cairan pandan pada beras supaya terkesan harum untuk meyakinkan konsumen.
“Tadi pengolahannya disemprot juga dengan cairan pandan, supaya mendekati pada kualitas beras premium. Untuk bahaya tidaknya nanti akan kita lihat hasil penelitian BPOM,” sebutnya.
Berdasarkan keterangan pelaku usaha, tindakan usaha pengoplosan beras sudah dilakoni sejak tahun 2018 lalu.
“Aktifasi beras oplosan tersebut tergantung pesanan dari agen yang ada di Kepulauan, khusus temuan yang saat ini, ada sekitar 10 ton beras yang akan dikirim ke Pulau Giligenting,” tukasnya.
(Fero/Red)