Tak Berkategori  

Dinkes Buka Kegiatan “Training Kader Penanggulangan TBC SSR Dompet Dhuafa Sumenep”

SUMENEP, (TransMadura.com) –
Pembukaan Pelatihan kader komunitas aktif penemuan kasus TBC, (Train Community Cadre For Active Case finding) yang diselengarakan SSR Dompet Dhuafa Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, di aula STKIP PGRI, (22/9/2018).

Acara pelatihan akan berlangsung dari tanggal 22-25 September 2018, yang dibuka oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumenep Hj Kusmawati AMd, dihadiri Maulina Hafi perwakilan Dompet Dhuafa Jakarta, juga diikuti para kader bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Setempat.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumenep, Hj Kusmawati AMd, mengatakan dalam sambutannya, kabupaten sumenep secara keseluruhan jumlah penduduk 1juta lebih, dengan penderita dari tahun ketahun penyakit TBC terjadi peningkatan.

“2016 jumlah penderita 1600 orang lebih yang menyebar ditiap desa di kecamatan,” katanya.

Menurut Kusmawati ini, penyebaran penyakit TBC ini menular melalui hubungan sek dengan percikan darah,” ” kalau setiap hari ketemu dan setiap hari selalu berkumpul dengan pengidap penyakit TBC itu akan tertular, ini dikhawatirkan kalau satu keluarga yang terserang,” ungkapnya.

Terkadang penyakit TBC ini, dijadikan salah persepsi oleh masyarakat adalah penyakit santet, padahal penyakit tersebut, penyakit yang menular bagi siapa saja, apalagi pentakit bisanya yang selalu berkumpul seperti halnya satu keluarga, ” Buang kecurigaan itu, jauh jauh,” ungkapnya.

Dengan pelatihan Dompet Dhuafa kabupaten Sumenep ini, diharapkan untuk memutuskan mata rantai penularan TBC, sehingga tidak ada lagi TBC paru paru. sebab penyakit TBC paru paru ini lebih berbahaya dari penyakit kusta dan lainnya. “TBC penularannya, kalau kita suami istri itu sangat riskan,” jelasnya.

Menurut Istri Ketua DPRD Sumenep ini, Dari tahun 2016 ada 1600 orang terkena penyakit TBC, sampai 2017 hanya dijalani dengan pengobatan. “Tidak sembuh total, nantinya akan muncul ada kuman baru yang terjadi, dan kuman semakin kebal kalau hanya dengan pengobatan. bayangkan kalau mereka positif paru-paru kumanya berubah jadi kebal, satu orang penderita harus mengeluarkan biaya 75juta,” tandasnya.

Sementara, Bagian Biro Pengembangan LKC Perwakilan Dompet Dhuafa Jakarta, Maulina Hafni, mengapresiasi kepada SSR kabupaten Sumenep, yang sudah melaksanakan pelatihan kader dari pertama sampai empat hari nanti, dan juga berterima kasih terhadap Dinas kesehatan sumenep, yang telah membantu kegiatan SSR di sumenep ini

“Berharap dengan pelatihan para kader ini bisa memutus mata rantai penyakit TBC khususnya sumenep ini,” harapnya.

Seperti halnya juga, disampaikan Koordinator pelaksana SSR Dompet Dhuafa Kabupaten Sumenep, Zulhan dalam sambutannya, di sumenep sudah mengkader SSR 24 orang, dengan komposisi kegiatan indor selama tiga Hari.

“Selama tiga hari ini, peserta dilatih oleh team ahli untuk pengayaan keilmuan tentang TBC dan tema2x strtegis pembekalan kader turun ke lapangan,” ucaonya.

Namun menurutnya, saat trakhir, peserta diurunkan ke lapangan langsung dengan pembimbingan fasilitator untuk memastikan kecakapan kader nanti saat melaksanakan tugas lapang.

“Fasilitator terdiri dari Wasor TBC dinkes, Herman Pratikno, S.Kep. dan Koordinator Program SSR Dompet Dhuafa Sumenep, Shulhan, M.Pd. program ini merupakan wujud kerja sama SSR Dompet Dhuafa Sumenep, TB Aisyiyah dan The Global Fund didukung Dinkes Sumenep,” terangnya.

Dia menambahkan, berharap, dengan kegiatan pekatihan ini, dapat menemukan kasus TBC,untuk memutus mata rantai penyakit TBC, agar tidak berkesinambungan. “Terima kasih kepada Dikes sumenep yang telah banyak membantu SSR Dompet Dhuafa dalam kegiatan pelatihan dan bisa membantu yang dialami masyarkat, menemukan kasus TBC ini,”tutupnya. (Asm/Red).

Exit mobile version