Tak Berkategori  

Tanaman Tembakau Masih Menjadi Primadona Petani sebagai Daun Emas

PAMEKASAN, (TransMadura.com) –
Tanaman tembakau masih menjadi primadona petani, karena secara analisis ekonomi tembakau labih menguntungkan. Hal ini petani enggan untuk beralih komunitas tanaman tembakau.

Matniri, 66, petani asal Desa Tobungan, Kecamatan Galis, Pamekasan, mengatakan, sampai sekarang belum ada komoditas lain yang keuntungannya menyamai tembakau.

“Tak ayal, ketika ada imbauan dari pemerintah untuk beralih ke tanaman lain, petani menolak, dan Tembakau tetap menguntungkan,” katanya Senin (14/05/2018).

“Menanam tembakau bukan hanya aktivitas budi daya. Tetapi juga budaya. Meski gagal panen atau rugi, pada musim selanjutnya kembali menanam tembakau,” lanjutnya

Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Soeseno mengatakan, tembakau berpotensi dikembangkan. Terutama bibit Madura. Bibit tembakau di Pulau Garam tersebut banyak dikembangkan di luar negeri seperti India, Turki, dan Prancis.

Tembakau menjadi ujung tombak industri rokok. Tanpa adanya petani yang menanam daun emas itu, tidak akan ada perusahaan rokok.

“tidak ada tembakau, tidak ada rokok,” katanya.

Soeseno mennyampaikan, Tembakau dinilai memiliki peranan penting dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup.

”Sampai saat ini tembakau masih menjadi komoditas pilihan di saat musim kemarau. Sebab, mempunyai nilai ekonomi tinggi dibanding dengan komoditas pertanian lainnya,” jelas dia.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan Bambang Edy Suprapto mengatakan, pemerintah memang sempat berencana mencari tanaman alternatif. Petani diimbau menanam tanaman lain seperti tomat, ketela, dan semangka.

Namun, petani enggan melanjutkan. Mereka lebih memilih menanam tembakau. Sebab, dari sisi keuntungan, tanaman yang membutuhkan air cukup itu sangat tinggi.

”Mate odhi’ paggun namen bako (mati hidup tetap menanam tembakau),” pungkasnya.

Reporter : Imam
Editor : Red

Exit mobile version