Destinasi Wisata Sumenep Harus Jelas Pengelolaannya

SUMENEP, (Transmadura.com ) —
Kabupaten Sumenep, akhir – akhir ini disibukkan dengan paradigma baru yang selalu didengung – dengungkan, dalam hal ini pada bidang pariwisata dengan anggaran yang begutu besar, destinasi eksplorasi anggaran digelontorkan.

Ketua Forum Masyarakat Inspiratif (Formatif) Moh. Fadal menilai, fakta yang dihadapkan daya saing yang begitu ketat, dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) juga hanya mampu mengeksploitasi Sumber Daya Alam (SDA). Namun tidak mampu membangun image secara positif, belum sanggup merawat, melestarikan, memelihara dan bertanggungjawab.

“Faktanya, Selama ini Pemkab (pemerintah Kabupaten) hanya bisa membangun industri pariwisata secara fisik. Tidak adanya kejelasan konsep pengelolaan yang bertanggungjawab,” katanya.

Namun begitu semua dibutuhkan koordinasi serta komunikasi dengan semua stakeholder terkait dengan pariwisata dan bagaimana untuk menentukan minimal langkah 5 tahun kedepannya.

“Ini butuh adanya koordinasi serta komunikasi dengan semua stakeholder, minimal langkah 5 tahun kedepan,” ungkapnya.

Bukan perkara yang mudah untuk menghepnotis para wisatawan bisa berbetah-betah dan berlama-lama di destinasi wisata yang ada di kabupaten Sumenep ini. selama ini kita hanya bisa dihadapkan pada kenyataan wisatawan yang datang ke Sumenep ibaratnya”SEPERTI EMBER PECAH” selama ini setelah datang mereka faktanya enggan untuk kembali.

Ia berharap, pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan serta bertanggung jawab, tidak hanya membangun melainkan harus jelas dalam konsep pengelolaannya dalam 5 tahun kedepan.

Sementara itu, pemerintah kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Pada tahun 2018 nanti, akan membangun dua dermaga Pulau Giliyang, kecamatan Dungkek, untuk mempercepat pengembangan wisata di sumenep.

Hal itu dua jembatan yang akan dibangun besar anggaran senilai Rp2,4 miliar pada tahun 2018 bersumber anggaran dan dari APBN

“2018 kami akan bangun dua dermaga di Pulau Giliyang dengan anggaran sebesar Rp2,4 M. Kalau sudah ada dergama yang representatif disana, maka kapan pun kapal bisa sandar disana,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumenep, Sufiyanto Senin, 6 November 2017.

Diplotingnya anggaran tersebut menurutnya, karena Sumenep mulau tahun 2018 masuk kawasan pengembangan pariwisata nasional.

“Pengakuan ini harus kita sambut dengan baik. Masuknya Sumenep pada kawasan pengembangan pariwisata nasional, dipastikan pemerintah daerah memiliki kekuatan baru guna terus memacu perkembangan pariwisata,” jelasnya.

Sofi menjelaskan, masuknya kawasan pengembangan wisata nasional merupakan keberhasilan yang patut dijunjung tinggi.

Sebab untuk masuk daerah pengembangan wisata nasional sangat sulit, selain adminitrasi yang bagus juga didukung banyaknya destinasi wisata yang dibisa dikembangkan. Sementara Sumenep saat ini memiliki Giliyang dan Gili Labak yang sudah terkenal hingga manca negara. “Kami terus berbenah kedepan,” tandasnya. (Asm/irwan)

Exit mobile version