Lahan SMA PGRI Sumenep Masuk Dalam Kawasan Pelebaran Bandara Trunojoyo

Sumenep, (Transmadura.com) –
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep berencana mengembangkan Bandara Trunojoyo. Tahun ini saja, pemkab telah menganggarkan dana sekitar Rp 26 miliar untuk pembebasan lahan di sekitar bandara.

Hal itu dikemukakan Kepala Bidang (Kabid) Prasarana Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep Agustiono Sulasno.

Salah satunya, lahan SMA PGRI yang masuk dalam Batas Kawasan Kebisingan (BKK) dan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP).

Menurut Agus, pihaknya telah mencapai kesepakatan harga dengan pihak sekolah, yaitu Rp 9 miliar. Untuk proses pembayaran, masih menunggu peralihan hak kepemilikan tanah. Sebab, saat ini tanah masih atas nama pribadi sehingga pemkab tidak bisa membayar.

Selain pembebasan lahan sekolah, dana tersebut digunakan untuk pembebasan akses menuju bandara. Menurut Agus, total luas lahan itu mencapai 33 hektare. Proses pembebasan lahan tersebut menunggu pelimpahan panitia pengadaan tanah.

Sebelumnya, anggaran pembebasan tanah hanya sekitar Rp 21 miliar. Tetapi, seiring proses Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017 Sumenep, ada penambahan dana Rp 5 miliar.

Pengembangan area Bandara Trunojoyo ini sebelumnya juga sempat disampaikan oleh Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi saat ditemui, beberapa waktu lalu.

Menurut Fauzi, pengembangan ini bertujuan memperbesar kapasitas bandara dan meningkatkan pelayanan.

”Sebelum PAK, dana pembebasan tanah ini hanya Rp 21 miliar dengan perincian Rp 10 miliar untuk pembebasan lahan sekolah dan Rp 11 miliar untuk pembebasan akses.

“Tanah tersebut harus dihibahkan ke yayasan atau atas nama sekolah dulu, baru bisa langsung dibayar,” ungkapnya Rabu (20/9).

Namun, pembebasan akses dapat tambahan dana Rp 5 miliar menjadi Rp 16 miliar,” terang Agus.

”Tahun ini kami berecana mengembangkan area bandara. Saat ini sedang dalam proses pengerjaan,” tandasnya. (Red)

Exit mobile version